Breaking News

Laman

Minggu, 17 Februari 2013

Perkembangan Intelek, Sosial Dan Bahasa



Tujuan
Setelah mempelajari bagian ini peserta didik diharapkan mampu memahami:
1.   Makna intelek, hubungan intelek dan tingkah laku, karaktekteristik perkembangan intelek remaja dan faktor yang mempengaruhinya, perbedaan individu dalam kemampuan dan perkembangan intelek, serta usaha- usaha yang membantu perkembangan dalam proses p embelajaran
2.   Memahami makna dan jenis bakat khusus, kaitanya dengan bakat dan prestasi, faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus, perkembangan individu dalam bakat khusus, serta upaya pengembangannya dalam penyelenggaran pendidikan
3.   Memahami makna dan karakteristik perkembangan sosial remaja, faktor- faktor yang mempengaruhi dan pengaruhnya terhadap tingkah laku, perbedaan individual dalam hubungan sosial serta upaya pengembangan hubungan sosial remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan
4.   Memahami makna dan karakteristik perkembangan bahasa remaja, faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, pengaruhnya terhadap kemampuan berfikir, perbedaan individual dalam perkembangan bahasa, serta upaya pengembangan bahasa remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan.
A. Perkembangan Intelek
1.   Pengertian Intelek dan Intelegensi
Intelek berarti kekuatan mental yang menyebabkan manusia dapat berpikir dan beraktifitas yang berkenaan dengan proses berpikir atau kecakapan yang tinggi untuk berpikir. Sedangkan Intelegensi merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang yang memungkinkan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan ilmu tersebut dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul.
Intelegensi mengandung unsur-unsur yang sama dengan intelek, yaitu menggambarkan kemampuan seseorang dalam berpikir dan bertindak. Salah satu tes intelegensi yang terkenal adalah tes yang dikembangkan oleh Alferd Binet (1857-1911) yang disebut Intellegence Quatient (IQ), artinya perbandingan kecerdasan.
2.   Hubungan Intelek dengan Tingkah Laku
Kemampuan berpikir abstrak menunjukkan perhatian seseorang terhadap kejadian atau peristiwa yang tidak konkrit. Kemampuan abstraksi akan berperan dalam perkembangan kepribadian remaja. Karena bagi remaja, corak perilaku pribadinya di hari depan dan sekarang akan berbeda.
Pikiran manusia sering dipengaruhi oleh ide-ide dan teori-teori yang membuat sikapnya kritis terhadap situasi dan otoritas orang tua.Selain itu pengaruh egosentris masih terlihat pada pikirannya.Cita-cita dan idealismenya terlalu menitikberatkan pada pikirannya sendiri tanpa memperhitungkan kesulitan atau akibat lebih jauh yang mungkin timbul dalam menyelesaikan suatu persoalan.
Melalui pengalaman dan penghayatan kenyataan dalam menghadapi pendapat orang lain, egosentrisme makin lama makin berkurang dan akhirnya menjadi semakin kecli, sehingga remaja sudah dapat berpikir abstrak dengan mengikut sertakan pendapat dan pandangan orang lain.
3.   Karakteristik perkembangan intelek remaja
Pada usia remaja ini anak sudah dapat berfikir operasional formal atau setidak-tidaknya memiliki sifat-sifat penting, yaitu sebagai berikut:
1.   Sifat deduktif hipotesis
Dalam menyelesaikan suatu masalah, seorang remaja akan mengawalinya dengan pemikiran teoritik. Setelah itu baru menganalisis masalah dan mengajukan cara-cara penyelesaian hipotesis yang mungkin.
Pada dasarnya pengajuan hipotesis itu menggunakan cara berfikir induktif disamping deduktif. Oleh sebab itu dari sifat analisis yang ia lakukan, ia dapat membuat strategi penyelesaian. Analisis teoritik ini dapat dilakukan secara verbal atau mengajukan pendapat-pendapat dan prediksi tertentu disebut proporsi-proporsi.

2.   Berpikir operasional juga berpikir kombinasoris
Sifat ini merupakan kelengkapan sifat yang pertama dan berhubungan dengan cara melakukan analisis. Misalnya anak diberi lima buah gelas berisi cairan tertentu. Anak yang berpikir operasional formal, akan memikirkan apakah kombinasi cairan ini membuat cairan tadi berubah warna atau tidak.
Seorang remaja dengan kemampuan berpikir normal tetapi hidup dalam lingkungan atau kebudayaan yang tidak dapat merangsang cara berpikirnya (tidak ada kesempatan untuk menambah pengetahuan, pergi ke sekolah tetapi tidak adanya fasilitas yang dibutuhkan), maka perkembangan intelek remaja itu sampai dewasa pun tidak akan sampai pada taraf berpikir abstrak.
4.   Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelek
Menurut Andi Mappiare (1982:80), hal-hal yang mempengaruhi perkembangan intelegensi adalah sebagai berikut.
·       Bertambahnya informasi yang disimpan
·       Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan
·       Adanya kebebasan berpikir
Ketiga kondisi tersebut sesuai dengan dasar-dasar teori Piaget mengenai perkembangan intelegensi, yaitu sebagai berikut:
·       Fungsi intelegensi termasuk proses adaptasi yang bersifat biologis
·       Bertambah usia akan menyebabkan berkembangnya struktur intelegensi baru.
Keberhasilan dalam menyesuaikan diri seseorang tergantung dari kemampuannya untuk berpikir dan belajar. Sejauhmana seseorang dapat belajar dari pengalaman-pengalamannya akan menentukan penyesuaian dirinya dan mencerminkan kecerdasannya. Akan tetapi, diperlukan waktu lama untuk dapat menyimpulkan kecerdasan seseorang berdasarkan pengamatan perilakunya, tetapi cara demikian belum tentu tepat.
5.   Perbedaan Individu dalam Kemampuan dan Perkembangan Intelek
Seperti diketahui, manusia itu bebeda satu sama lain dalam bebagai hal, juga tentang intelegensinya, Intelegensi itu sendiri oleh David Wechler (1958) didefinisikan sebagai “ keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan.



6.   Usaha- Usaha dalam Membantu Mengembangkan Intelek Remaja dalam Proses Pembelajaran
Menurut Paget sebagian besar anak usia remaja mampu memahami konsep- konsep abstrak dalam batas- batas tertentu. Menurut Bruner, siswa pada usia ini belajar menggunakan bentuk – buntuk dengan cara yang makin canggih. Guru dapat membantu mereka melakukan hal ini dengan selalu menggunakan pendekatan keterampilan proses (discovery approach) dan dengan member penekanan pada penguasaan konsep- konsep dan abstraksi- abstraksi.

B. Bakat Khusus
a.    Pengertian Bakat
Guilford (Sumadi S., 1991:169) mengemukakan bahwa bakat itu mencakup tiga dimensi psikologis yaitu:
1.   Dimensi perceptual
Meliputi kemampuan persepsi, yang mencakup: kepekaan pengindraan; perhatian; orientasi terhadap waktu; luasnya daerah persepsi; kecepatan persepsi; dan sebagainya.
2.   Dimensi psikomotor
Dimensi psikomotor mencakup 6 faktor, yaitu: kekuatan, impuls, kecepatan gerak, ketelitian, koordinasi, dan keleluasaan (fleksibility)
3.   Dimensi intelektual
Meliputi 5 faktor, yaitu:
a.    Faktor ingatan, yang mencakup substansi, relasi, dan system.
b.   Faktor ingatan, mengenai pengenalan terhadap keseluruhan informasi; golongan, hubungan-hubungan, bentuk atau struktur dan kesimpulan.
c.     Faktor evaluative, meliputi: identitas, relasi-relasi, sistem, dan problem yang dihadapi.
d.   Faktor berpikir konvergensi, meliputi: nama-nama, hubungan-hubungan, sistem-sistem, transformasi, dan implikasi-implikasi yang unik.
e.    Faktor berpikir divergen, meliputi: menghasilkan unit-unit; pengalihan kelas-kelas secara spontan, kelancaran dalam menghasilkan hubungan-hubungan; dan menghasilkan sistem.
Jadi, bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang relative bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademik khusus).Bakat khusus disebut juga talent (talenta).
b.   Jenis-Jenis Bakat Khusus
Klasifikasi bakat khusus biasanya dilakukan berdasarkan bidang apa bakat tersebut berfungsi, seperti: bakat matematika, olah raga, seni, musik, bahasa, teknik, dan sebagainya. Pada jenis-jenis bakat khusus faktor pengalaman atau lingkungan sangat mempengaruhi pengembangan bakat khusus.
c.    Hubungan antara bakat dan prestasi
Dengan adanya bakat, seseorang dapat mencapai prestasi dalam bidang tertentu, tetapi diperlukan latihan, pengalaman, pengetahuan dan dorongan atau kesempatan untuk pengembangannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat
·       Anak itu sendiri
·       Lingkungan anak
·       Pendidikan anak berbakat Indonesia
d.   Karakteristik anak berbakat
Untuk mengenali karakteristik anak-anak berbakat dapat dilihat beberapa segi diantaranya sebagai berikut
1.   Potensi
Anak-anak berbakat berkembang lebih cepat atau bahkan sangat cepat dibandingkan dengan yang normal.Hal ini disebabkan anak berbakat memiliki superioritas intelektual, mampu dengan cepat melakukan analisis, dan dalam irama perkembangan kemajuan yang mantap.Bahkan dalam berpikir, mereka sering meloncat dari urutan berpikir yang normal.Selain potensi intelegensi, anak-anak berbakat memiliki keunggulan pada aspek psikologis yang lain, yaitu emosi.
2.   Cara menghadapi masalah
Cara menghadapi masalah disini adalah keterlibatan seluruh aspek psikoligis dan biologis setiap anak berbakat pada saat mereka berhadapan dengan masalah tersebut. Mereka akan memilih metode, pendekatan, dan alat yang strategis sehingga diperoleh pemecahan masalah yang efisien dan efektif.
3.   Karaktieristik yang dimiliki anak berbakat diantaranya:
·       Mereka mampu melihat hubungan permasalahan itu secara komprehensif  dan  mengaplikasikan  konsep-konsep dia dalam situasi yang konkrit.
·       Mereka akan terpusat pada pencapaian tujuan yang ditetapkan.
·       Mereka suka bekerja secara independen dan membutuhkan kebebasan dalam bergerak dan bertindak.
·       Mereka mempunyai cara-cara baru dalam mengerjakan sesuatu dan mempunyai intens dalam berkreasi.
4.   Prestasi
Prestasi anak berbakat dapat ditinjau dari segi fisik, psikologis, akademik dan social.Selain memiliki keunggulan tersebut anak berbakat memiliki karakteristik negatif.



5.   Menanganani anak berbakat
Dalam usaha mempengaruhi perkembangan anak untuk mengaktualisasikan seluruh potensi yang dimiliki agar berfungsi secara optimal, ada beberapa factor yang perlu diperhatikan agar mencapai hasil yang diharapkan, yaitu: factor yang ada pada anak itu sendiri dan faktor kurikulum.
e.    Upaya Pengembangan Bakat khusus Remaja dan Implikasi- Implikasi dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Bagaimana kita dapat mengenal dan mengidentifikasi  para remaja yang mempunyai bakat khusus? Bagaimana karakteristik atau ciri- cirri mereka? Alat- alat apa yang dapat digunakan untuk mengetahui bakat-bakat khusus mereka? Semua informasi ini diperlukan sebelum dilakukan upaya pengembangan bakat-bakat khusus remaja.
Pada akhir masa remaja anak sudah banyak memikirkan tentang apa yang ingin ia lakukan dan apa yang ia mampu lakukan. Makin banyak mendengar tentang macam- macam kemungkinan, baik dalam bidang pendidikan maupun dalam pekerjaan, dapat membuatnya ragu- ragu mengenai apa yang sebetulnya paling cocok baginya. Dengan pengenalan bakat yang dimilikinya dan upaya pengembangannya dapat membantu untuk dapat menentukan pilihan yang tepat dan menyiapkan dirinya untuk dapat mencapai tujuan- tujuanya.
C. Perkembangan Sosial
1.   Pengertian Pengembangan Hubungan Sosial
Manusia sebagai  makhluk sosial, senantiasa berhubungan dengan manusia lainnya dalam masyarakat. Proses sosialisasi dan interaksi sosial dimulai sejak lahir dan berlangsung terus hingga dewasa atau tua. Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana dan terbatas hingga tingkat yang luas dan kompleks. Semakin dewasa dan bertambah umur, tingkat hubungan sosial juga berkembang menjadi sangat  luas dan kompleks. Pada jenjang perkembangan remaja, seorang remaja bukan saja memerlukan orang lain untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, tetapi untuk berpartisipasi dan berkontribusi memajukan kehidupan masyarakat.
2.   Karakteristik Perkembangan sosial remaja
Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan, remaja mulai memperhatikan berbagai nilai dan memahami norma pergaulan dalam kelompok remaja, anak-anak, dewasa, orang tua yang berbeda dengan norma yang berlaku dikeluarganya. Kehidupan sosial pada jenjang usia remaja ditandai oleh menonjolnya fungsi intelektual dan emosional.
Erik Erickson menyatakan perkembangan pada usia remaja adalah masa menemukan jati diri dan memilih kawan akrab. Sering anak menemukan jati dirinya sesuai dengan situasi kehidupan yang mereka alami.Penemuan jati diri seseorang didorong oleh pengaruh sosiokultural.Sedangkan Signmund Freud memandang bahwa kehidupan social remaja didorong oleh dan berorientasi pada kepentingan seksualnya.Pergaulan remaja banyak didominasi dalam bentuk kelompok yang penetapan pilihannya didasari oleh berbagai pertimbangan seperti moral, ekonomi, minat, dan kesamaan bakat serta kemampuan.Disini masalah yang umum dihadapi adalah factor penyesuaian diri dari remaja.
Nilai positif pergaulan secara kelompok dalam perkembangan social remaja adalah tiap-tiap remaja belajar berorganisasi, memilih pemimpin, mematuhi peraturan kelompok, menumbuhkan rasa solidaritas serta semangat persatuan dan keutuhan. Nilai negative pergaulan secara kelompok dalam perkembangan social remaja adalah dalam hal-hal tertentu ada tindakan yang kurang mengindahkan nilai dan norma social serta tidak memperdulikan obyektifitas kebenaran.
Dalam hal hubungan social remaja yang lebih khusus, mengarah pada pemilihan pacar dan pasangan hidup dengan mempertimbangkan factor agama dan suku bangsa. Pertimbangan ini bukan saja menjadi kepentingan masing-masing individu tetapi  juga menyakngkut kepentingan keluarga dan kelompok masyarakat yang lebih besar, sehingga dapat menjadi masalah yang rumit jika tidak diimbangi dengan tindakan intelektual yang tepat dan pengendalian emosional.
3.   Faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial remaja
·       Faktor keluarga: Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak.
·       Kematangan: Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangkan dalam proses sosial, member dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan emosional, disamping tu, kemampuan berbahasa ikut  pula menentukan.
·       Status sosial ekonomi: Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu, “ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya akan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya.
·       Pendidikan: Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakekat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberi warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang bernar  secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan (sekolah).
·       Kapasitas mental (emosi dan intelijensi) : Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal

4.   Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku
Dalam perkembangan sosial para remaja dapat memikirkan preihal dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah ke penilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil penilaian tentang dirinya tidak selalu diketahui orang lain, bahkan sering terlihat usaha seseorang untuk menyembunyikan atau merahasiakanya. Dengan refleksi diri, hubungan dengan situasi lingkungan sering tidak sepenuhnya diterima, karena lingkungan tidak senantiasa sejalan dengan konsep dirinya yang tercermin sebagai suatu kemungkinan  bentuk tingkah laku sehari- hari.
5.   Perbedaan Individual dalam Perkembangan Sosial
Bergaul dengan sesame manusia (sosialisasi) dilakukan oleh setiap orang, baik secara individual maupun berkelompok. Dilihat dari berbagai aspek, terdapat perbedaan individual manusia, yanghal itu tampak juga dalam perkembangan sosialnya. Remaja yang telah mulai mengembangkan kehidupan ber masyarakat, maka telah mempelajari pola- pola sosial yang  sesuai dengan kepribadianya.
6.   Upaya Pengembangan Hubungan Sosial Remaja dan Implikasinya dalam penyelenggaraan Pendidikan
Remaja dalam masa mencari dan ingin menentukan jati dirinya memiliki sikap yang terlalu tinggi menilai dirinya atau sebaliknya. Ia (mereka)belum memahami benar tentang norma- norma sosial yang berlaku di dalam kehidupan masyarakat. Keduanya dapat menimbulkan hubungan sosial yang kurang serasi, karena ia ( mereka) sukar untuk menerimanormasesuai dengan kondisi dalam kelompok atau masyarakat.
Penciptaan kelompok sosial remaja perlu dikembangkan utnuk memberikan rangsangan kepada mereka kea rah perilaku yang bermanfaat dan dapat diterima khalayak. Kelompok olah raga koperasi, kesenian dan semacamnya di bawah asuhan para pendidik di sekolah atau para tokoh masyarakat di dalam kehidupan mayarakat paerlu banya dibentuk. Khusus di dalam sekolah perlu sering diadakan kegiatan bakti sosial , bakti karya, dan kelompok- kelompok belajar di bawah asuhan para guru pembimbing kegiatan ini hendaknya dikembangkan.
D. Perkembangan Bahasa
1.   Pengertian Perkembangan Bahasa
Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalampergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Bahasa merupakan alat bergaul. Oleh karena itu, penggunaan bahasa menjadi efektif sejak orang individu memerlukan berkomunikasi dengan olrang lain.
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor intelek/ kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Bayi, tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai mampu memahami lingkungan, maka bahasa mulai berkembang  dari tingkat yang sangat sederhana menuju ke bahasa yang kompleks. Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukanoleh anak berusia 6-7 tahun, di saat anak mulai bersekolah. Jadi, perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda- tanda dan isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikasi di sini diartikan sebagai upaya seorang untuk dapat memahami dan dipahami orang lain.
2.   Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang. Anak remaja telah banyak belajar dari lingkungan keluarga, masyarakat, dan khususnya pergaulan teman sebaya dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa ibu.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga, masyarakat dan sekolah dalam perkembangan berbahasa, akan menyebabkan perbedaan  antara anak yang satu dengan yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh pemilihan dan penggunaan kosa kata sesuai dengan tingkat sosial  keluarganya. Akan banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa, sembarangan, dengan istilah- istilah yang “ kasar”. Masyarakat terdidik yang pada umumnya memiliki status sosial lebih baik, akan menggunakan istilah- istilah lebih efektif, dan umumnya anak- anak remajanya juga berbahasa secara lebih baik.

3.   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh sebab itu, perkembangannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor- faktor itu adalah:
a.    Umur anak
Menusia bertambah umur semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambah pengalaman, dan meningkat kebutuhanya,
b.   Kondisi Lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil yang cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa di lingkungan perkotaan akan berbeda dengan lingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan, dan daerah- daerah terpencil dan di kelompok sosial yang lain.
c.    Kecerdesan Anak
Untuk meniru lingkungan tentang bunyi atau suara, gerakan, dan mengenal tanda- tanda, memerlukan kemampuan motorik yang baik.


d.   Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak- anak dan angota keluarganya.
e.    Kondisi Fisik
Kondisi fisik di sini dimaksudkan kondisi kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang terganggu kemampuanya untuk berkomunikasi seperti bisu, tuli, gagap atau organ suara tidak sempurna akan mengganggu perkembangan berkomunikasi dan tentu saja akan mengganggu perkembanganya dalam berbahasa.
4.   Pengaruh Kemampuan Berbahasa terhadap Kemampuan Berpikir
Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling berpengaruh satu sama lain. Bahwa kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya, kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir. Seseorang yang rendah kemampuan berpikirnya akan mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang baik, logis, dan sistematis. Hal ini akan berakibat sulitnya berkomunikasi. Akibat lebih lanjut adalah bahwa hasil proses berpikir menjadi tidak tepat benar, ketidaktepatan hasil pemrosesan pikir ini diakibatkan kekurangmampuann dalam bahasa.
5.   Perbedaan Individual dalam Kemampuan dan Perkembanga Bahasa
Menurut Chomsky (Woolflok, dkk, 1984:70) anak dilahirkan ke dunia telah memiliki kapasitas berbahasa. Akan tetapi seperti dalam bidang yang lain, faktor lingkungan akan mengambil peranan yang cukup menonjol, dalam mempengaruhi perkembangan bahasa anak tersebut. Mereka belajar makna kata dan bahsa sesuai dengan apa yang mereka dengar, lihat dan mereka hayati dalam hidupnya sehari- hari. Perkembangan bahasa anak terbentuk oleh  yang berbeda- beda.
Bahasa berkembang dipengaruhi oleh faktor lingkunga, karena kekayaan lingkungan akan merupakan pendukung bagi perkembangan peristilahan yang sebagian besar dicapai dengan proses meniru. Dengan demikian, remaja yang berasal dari lingkungan yang berbeda juga akan berbeda – beda pula kemampuan dan perkembangan bahasanya.
6.   Upaya Pengembangan Kemampuan Bahasa Remaja dan Implikasinya dalam Penyelenggaran Pendidikan
Kelas atau kelompok belajar terdiri dari siswa- siswa yang bervariasi bahasanya, baik kemampuanaya maupun polanya. Menghadapi hal ini guru harus mengembangkan strategi belajar mengajar bidang bahasa denga memfokuskan pada potensi dan kemampuan anak.
Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara mandiri, baik lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih mengembangkan kemampuan bahasa anak dan membentuk pola bahasa masing- masing. Dalam penggunaan model ini guru harus banyak memberikan rangsangan dan koreksi dalam bentuk diskusi atau komunikasi bebas. Dalam pada itu sarana perkembangan bahasa seperti buku- buku, surat kabar, majalah, dan lain- lain hendaknya disediakan di sekolah maupun di rumah.

Tidak ada komentar:

Designed By