Tujuan
Setelah mempelajari bagian ini peserta
didik diharapkan mampu memahami:
1.
Makna intelek, hubungan
intelek dan tingkah laku, karaktekteristik perkembangan intelek remaja dan
faktor yang mempengaruhinya, perbedaan individu dalam kemampuan dan
perkembangan intelek, serta usaha- usaha yang membantu perkembangan dalam
proses p embelajaran
2.
Memahami makna dan
jenis bakat khusus, kaitanya dengan bakat dan prestasi, faktor yang
mempengaruhi perkembangan bakat khusus, perkembangan individu dalam bakat
khusus, serta upaya pengembangannya dalam penyelenggaran pendidikan
3.
Memahami makna dan
karakteristik perkembangan sosial remaja, faktor- faktor yang mempengaruhi dan
pengaruhnya terhadap tingkah laku, perbedaan individual dalam hubungan sosial
serta upaya pengembangan hubungan sosial remaja dan implikasinya dalam
penyelenggaraan pendidikan
4.
Memahami makna dan karakteristik
perkembangan bahasa remaja, faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan
bahasa, pengaruhnya terhadap kemampuan berfikir, perbedaan individual dalam
perkembangan bahasa, serta upaya pengembangan bahasa remaja dan implikasinya
dalam penyelenggaraan pendidikan.
A. Perkembangan Intelek
1. Pengertian Intelek dan
Intelegensi
Intelek berarti
kekuatan mental yang menyebabkan manusia dapat berpikir dan beraktifitas yang
berkenaan dengan proses berpikir atau kecakapan yang tinggi untuk berpikir.
Sedangkan Intelegensi merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang yang
memungkinkan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan ilmu tersebut
dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul.
Intelegensi
mengandung unsur-unsur yang sama dengan intelek, yaitu menggambarkan kemampuan
seseorang dalam berpikir dan bertindak. Salah satu tes intelegensi yang
terkenal adalah tes yang dikembangkan oleh Alferd Binet (1857-1911) yang
disebut Intellegence Quatient (IQ), artinya perbandingan kecerdasan.
2. Hubungan Intelek dengan
Tingkah Laku
Kemampuan
berpikir abstrak menunjukkan perhatian seseorang terhadap kejadian atau
peristiwa yang tidak konkrit. Kemampuan abstraksi akan berperan dalam
perkembangan kepribadian remaja. Karena bagi remaja, corak perilaku pribadinya
di hari depan dan sekarang akan berbeda.
Pikiran manusia sering dipengaruhi
oleh ide-ide dan teori-teori yang membuat sikapnya kritis terhadap situasi dan
otoritas orang tua.Selain itu pengaruh egosentris masih terlihat pada
pikirannya.Cita-cita dan idealismenya terlalu menitikberatkan pada pikirannya
sendiri tanpa memperhitungkan kesulitan atau akibat lebih jauh yang mungkin
timbul dalam menyelesaikan suatu persoalan.
Melalui
pengalaman dan penghayatan kenyataan dalam menghadapi pendapat orang lain,
egosentrisme makin lama makin berkurang dan akhirnya menjadi semakin kecli,
sehingga remaja sudah dapat berpikir abstrak dengan mengikut sertakan pendapat
dan pandangan orang lain.
3. Karakteristik
perkembangan intelek remaja
Pada usia remaja ini anak sudah
dapat berfikir operasional formal atau setidak-tidaknya memiliki sifat-sifat
penting, yaitu sebagai berikut:
1.
Sifat deduktif
hipotesis
Dalam
menyelesaikan suatu masalah, seorang remaja akan mengawalinya dengan pemikiran
teoritik. Setelah itu baru menganalisis masalah dan mengajukan cara-cara
penyelesaian hipotesis yang mungkin.
Pada dasarnya
pengajuan hipotesis itu menggunakan cara berfikir induktif disamping deduktif.
Oleh sebab itu dari sifat analisis yang ia lakukan, ia dapat membuat strategi
penyelesaian. Analisis teoritik ini dapat dilakukan secara verbal atau
mengajukan pendapat-pendapat dan prediksi tertentu disebut proporsi-proporsi.
2.
Berpikir operasional
juga berpikir kombinasoris
Sifat ini
merupakan kelengkapan sifat yang pertama dan berhubungan dengan cara melakukan
analisis. Misalnya anak diberi lima buah gelas berisi cairan tertentu. Anak
yang berpikir operasional formal, akan memikirkan apakah kombinasi cairan ini
membuat cairan tadi berubah warna atau tidak.
Seorang
remaja dengan kemampuan berpikir normal tetapi hidup dalam lingkungan atau
kebudayaan yang tidak dapat merangsang cara berpikirnya (tidak ada kesempatan
untuk menambah pengetahuan, pergi ke sekolah tetapi tidak adanya fasilitas yang
dibutuhkan), maka perkembangan intelek remaja itu sampai dewasa pun tidak akan
sampai pada taraf berpikir abstrak.
4. Faktor- Faktor yang
Mempengaruhi Perkembangan Intelek
Menurut Andi
Mappiare (1982:80), hal-hal yang mempengaruhi perkembangan intelegensi adalah
sebagai berikut.
·
Bertambahnya informasi
yang disimpan
·
Banyaknya pengalaman
dan latihan-latihan
·
Adanya kebebasan
berpikir
Ketiga kondisi tersebut sesuai
dengan dasar-dasar teori Piaget mengenai perkembangan intelegensi, yaitu sebagai
berikut:
·
Fungsi intelegensi
termasuk proses adaptasi yang bersifat biologis
·
Bertambah usia akan
menyebabkan berkembangnya struktur intelegensi baru.
Keberhasilan
dalam menyesuaikan diri seseorang tergantung dari kemampuannya untuk berpikir
dan belajar. Sejauhmana seseorang dapat belajar dari pengalaman-pengalamannya
akan menentukan penyesuaian dirinya dan mencerminkan kecerdasannya. Akan
tetapi, diperlukan waktu lama untuk dapat menyimpulkan kecerdasan seseorang
berdasarkan pengamatan perilakunya, tetapi cara demikian belum tentu tepat.
5. Perbedaan Individu
dalam Kemampuan dan Perkembangan Intelek
Seperti diketahui, manusia itu bebeda satu sama lain
dalam bebagai hal, juga tentang intelegensinya, Intelegensi itu sendiri oleh
David Wechler (1958) didefinisikan sebagai “ keseluruhan kemampuan individu
untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai
lingkungan.
6. Usaha- Usaha dalam
Membantu Mengembangkan Intelek Remaja dalam Proses Pembelajaran
Menurut Paget sebagian besar anak usia remaja mampu
memahami konsep- konsep abstrak dalam batas- batas tertentu. Menurut Bruner,
siswa pada usia ini belajar menggunakan bentuk – buntuk dengan cara yang makin
canggih. Guru dapat membantu mereka melakukan hal ini dengan selalu menggunakan
pendekatan keterampilan proses (discovery
approach) dan dengan member penekanan pada penguasaan konsep- konsep dan
abstraksi- abstraksi.
B. Bakat Khusus
a.
Pengertian Bakat
Guilford (Sumadi S., 1991:169)
mengemukakan bahwa bakat itu mencakup tiga dimensi psikologis yaitu:
1.
Dimensi perceptual
Meliputi
kemampuan persepsi, yang mencakup: kepekaan pengindraan; perhatian; orientasi
terhadap waktu; luasnya daerah persepsi; kecepatan persepsi; dan sebagainya.
2.
Dimensi psikomotor
Dimensi
psikomotor mencakup 6 faktor, yaitu: kekuatan, impuls, kecepatan gerak,
ketelitian, koordinasi, dan keleluasaan (fleksibility)
3.
Dimensi intelektual
Meliputi 5 faktor, yaitu:
a.
Faktor ingatan, yang
mencakup substansi, relasi, dan system.
b.
Faktor ingatan,
mengenai pengenalan terhadap keseluruhan informasi; golongan,
hubungan-hubungan, bentuk atau struktur dan kesimpulan.
c.
Faktor evaluative, meliputi: identitas,
relasi-relasi, sistem, dan problem yang dihadapi.
d.
Faktor berpikir
konvergensi, meliputi: nama-nama, hubungan-hubungan, sistem-sistem,
transformasi, dan implikasi-implikasi yang unik.
e.
Faktor berpikir
divergen, meliputi: menghasilkan unit-unit; pengalihan kelas-kelas secara
spontan, kelancaran dalam menghasilkan hubungan-hubungan; dan menghasilkan
sistem.
Jadi, bakat adalah kemampuan
alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang relative bersifat
umum (misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademik
khusus).Bakat khusus disebut juga talent (talenta).
b.
Jenis-Jenis Bakat
Khusus
Klasifikasi
bakat khusus biasanya dilakukan berdasarkan bidang apa bakat tersebut
berfungsi, seperti: bakat matematika, olah raga, seni, musik, bahasa, teknik,
dan sebagainya. Pada jenis-jenis bakat khusus faktor pengalaman atau lingkungan
sangat mempengaruhi pengembangan bakat khusus.
c.
Hubungan antara bakat
dan prestasi
Dengan adanya
bakat, seseorang dapat mencapai prestasi dalam bidang tertentu, tetapi
diperlukan latihan, pengalaman, pengetahuan dan dorongan atau kesempatan untuk
pengembangannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan bakat
·
Anak itu sendiri
·
Lingkungan anak
·
Pendidikan anak
berbakat Indonesia
d.
Karakteristik anak
berbakat
Untuk mengenali karakteristik
anak-anak berbakat dapat dilihat beberapa segi diantaranya sebagai berikut
1.
Potensi
Anak-anak
berbakat berkembang lebih cepat atau bahkan sangat cepat dibandingkan dengan
yang normal.Hal ini disebabkan anak berbakat memiliki superioritas intelektual,
mampu dengan cepat melakukan analisis, dan dalam irama perkembangan kemajuan yang
mantap.Bahkan dalam berpikir, mereka sering meloncat dari urutan berpikir yang
normal.Selain potensi intelegensi, anak-anak berbakat memiliki keunggulan pada
aspek psikologis yang lain, yaitu emosi.
2.
Cara menghadapi masalah
Cara menghadapi
masalah disini adalah keterlibatan seluruh aspek psikoligis dan biologis setiap
anak berbakat pada saat mereka berhadapan dengan masalah tersebut. Mereka akan
memilih metode, pendekatan, dan alat yang strategis sehingga diperoleh
pemecahan masalah yang efisien dan efektif.
3.
Karaktieristik yang
dimiliki anak berbakat diantaranya:
·
Mereka mampu melihat
hubungan permasalahan itu secara komprehensif
dan mengaplikasikan konsep-konsep dia dalam situasi yang konkrit.
·
Mereka akan terpusat
pada pencapaian tujuan yang ditetapkan.
·
Mereka suka bekerja
secara independen dan membutuhkan kebebasan dalam bergerak dan bertindak.
·
Mereka mempunyai
cara-cara baru dalam mengerjakan sesuatu dan mempunyai intens dalam berkreasi.
4.
Prestasi
Prestasi anak
berbakat dapat ditinjau dari segi fisik, psikologis, akademik dan social.Selain
memiliki keunggulan tersebut anak berbakat memiliki karakteristik negatif.
5.
Menanganani anak
berbakat
Dalam usaha
mempengaruhi perkembangan anak untuk mengaktualisasikan seluruh potensi yang
dimiliki agar berfungsi secara optimal, ada beberapa factor yang perlu
diperhatikan agar mencapai hasil yang diharapkan, yaitu: factor yang ada pada
anak itu sendiri dan faktor kurikulum.
e.
Upaya Pengembangan Bakat
khusus Remaja dan Implikasi- Implikasi dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Bagaimana kita dapat mengenal dan
mengidentifikasi para remaja yang
mempunyai bakat khusus? Bagaimana karakteristik atau ciri- cirri mereka? Alat-
alat apa yang dapat digunakan untuk mengetahui bakat-bakat khusus mereka? Semua
informasi ini diperlukan sebelum dilakukan upaya pengembangan bakat-bakat
khusus remaja.
Pada akhir masa remaja anak sudah banyak memikirkan
tentang apa yang ingin ia lakukan dan apa yang ia mampu lakukan. Makin banyak
mendengar tentang macam- macam kemungkinan, baik dalam bidang pendidikan maupun
dalam pekerjaan, dapat membuatnya ragu- ragu mengenai apa yang sebetulnya
paling cocok baginya. Dengan pengenalan bakat yang dimilikinya dan upaya
pengembangannya dapat membantu untuk dapat menentukan pilihan yang tepat dan
menyiapkan dirinya untuk dapat mencapai tujuan- tujuanya.
C. Perkembangan Sosial
1.
Pengertian Pengembangan
Hubungan Sosial
Manusia
sebagai makhluk sosial, senantiasa
berhubungan dengan manusia lainnya dalam masyarakat. Proses sosialisasi dan
interaksi sosial dimulai sejak lahir dan berlangsung terus hingga dewasa atau
tua. Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana dan terbatas hingga
tingkat yang luas dan kompleks. Semakin dewasa dan bertambah umur, tingkat
hubungan sosial juga berkembang menjadi sangat
luas dan kompleks. Pada jenjang perkembangan remaja, seorang remaja
bukan saja memerlukan orang lain untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, tetapi untuk
berpartisipasi dan berkontribusi memajukan kehidupan masyarakat.
2.
Karakteristik
Perkembangan sosial remaja
Dalam penyesuaian
diri terhadap lingkungan, remaja mulai memperhatikan berbagai nilai dan
memahami norma pergaulan dalam kelompok remaja, anak-anak, dewasa, orang tua
yang berbeda dengan norma yang berlaku dikeluarganya. Kehidupan sosial pada
jenjang usia remaja ditandai oleh menonjolnya fungsi intelektual dan emosional.
Erik Erickson
menyatakan perkembangan pada usia remaja adalah masa menemukan jati diri dan
memilih kawan akrab. Sering anak menemukan jati dirinya sesuai dengan situasi
kehidupan yang mereka alami.Penemuan jati diri seseorang didorong oleh pengaruh
sosiokultural.Sedangkan Signmund Freud memandang bahwa kehidupan social remaja
didorong oleh dan berorientasi pada kepentingan seksualnya.Pergaulan remaja
banyak didominasi dalam bentuk kelompok yang penetapan pilihannya didasari oleh
berbagai pertimbangan seperti moral, ekonomi, minat, dan kesamaan bakat serta
kemampuan.Disini masalah yang umum dihadapi adalah factor penyesuaian diri dari
remaja.
Nilai positif pergaulan secara
kelompok dalam perkembangan social remaja adalah tiap-tiap remaja belajar
berorganisasi, memilih pemimpin, mematuhi peraturan kelompok, menumbuhkan rasa
solidaritas serta semangat persatuan dan keutuhan. Nilai negative pergaulan
secara kelompok dalam perkembangan social remaja adalah dalam hal-hal tertentu
ada tindakan yang kurang mengindahkan nilai dan norma social serta tidak
memperdulikan obyektifitas kebenaran.
Dalam hal
hubungan social remaja yang lebih khusus, mengarah pada pemilihan pacar dan
pasangan hidup dengan mempertimbangkan factor agama dan suku bangsa.
Pertimbangan ini bukan saja menjadi kepentingan masing-masing individu
tetapi juga menyakngkut kepentingan
keluarga dan kelompok masyarakat yang lebih besar, sehingga dapat menjadi masalah
yang rumit jika tidak diimbangi dengan tindakan intelektual yang tepat dan
pengendalian emosional.
3.
Faktor- faktor yang
mempengaruhi perkembangan sosial remaja
·
Faktor keluarga:
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap
berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan
tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi
sosialisasi anak.
·
Kematangan:
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu
mempertimbangkan dalam proses sosial, member dan menerima pendapat orang lain,
memerlukan kematangan emosional, disamping tu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan.
·
Status sosial ekonomi:
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial
keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan
sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang
utuh dalam keluarga anak itu, “ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam
pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya akan memperhitungkan norma
yang berlaku di dalam keluarganya.
·
Pendidikan: Pendidikan
merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakekat pendidikan sebagai
proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberi warna kehidupan sosial
anak di dalam masyarakat dan luas harus diartikan bahwa perkembangan anak
dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman
norma perilaku yang bernar secara
sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan
(sekolah).
· Kapasitas
mental (emosi dan intelijensi) : Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak
hal
4.
Pengaruh Perkembangan
Sosial terhadap Tingkah Laku
Dalam perkembangan sosial para remaja dapat memikirkan
preihal dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri,
yang sering mengarah ke penilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya
dengan orang lain. Hasil penilaian tentang dirinya tidak selalu diketahui orang
lain, bahkan sering terlihat usaha seseorang untuk menyembunyikan atau
merahasiakanya. Dengan refleksi diri, hubungan dengan situasi lingkungan sering
tidak sepenuhnya diterima, karena lingkungan tidak senantiasa sejalan dengan
konsep dirinya yang tercermin sebagai suatu kemungkinan bentuk tingkah laku sehari- hari.
5.
Perbedaan Individual
dalam Perkembangan Sosial
Bergaul dengan sesame manusia (sosialisasi)
dilakukan oleh setiap orang, baik secara individual maupun berkelompok. Dilihat
dari berbagai aspek, terdapat perbedaan individual manusia, yanghal itu tampak
juga dalam perkembangan sosialnya. Remaja yang telah mulai mengembangkan
kehidupan ber masyarakat, maka telah mempelajari pola- pola sosial yang sesuai dengan kepribadianya.
6.
Upaya Pengembangan
Hubungan Sosial Remaja dan Implikasinya dalam penyelenggaraan Pendidikan
Remaja dalam masa mencari dan ingin menentukan jati
dirinya memiliki sikap yang terlalu tinggi menilai dirinya atau sebaliknya. Ia
(mereka)belum memahami benar tentang norma- norma sosial yang berlaku di dalam
kehidupan masyarakat. Keduanya dapat menimbulkan hubungan sosial yang kurang
serasi, karena ia ( mereka) sukar untuk menerimanormasesuai dengan kondisi
dalam kelompok atau masyarakat.
Penciptaan kelompok sosial remaja perlu dikembangkan
utnuk memberikan rangsangan kepada mereka kea rah perilaku yang bermanfaat dan
dapat diterima khalayak. Kelompok olah raga koperasi, kesenian dan semacamnya
di bawah asuhan para pendidik di sekolah atau para tokoh masyarakat di dalam
kehidupan mayarakat paerlu banya dibentuk. Khusus di dalam sekolah perlu sering
diadakan kegiatan bakti sosial , bakti karya, dan kelompok- kelompok belajar di
bawah asuhan para guru pembimbing kegiatan ini hendaknya dikembangkan.
D. Perkembangan Bahasa
1.
Pengertian Perkembangan
Bahasa
Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat
komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalampergaulannya atau hubungannya
dengan orang lain. Bahasa merupakan alat bergaul. Oleh karena itu, penggunaan
bahasa menjadi efektif sejak orang individu memerlukan berkomunikasi dengan
olrang lain.
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan
kognitif, yang berarti faktor intelek/ kognisi sangat berpengaruh terhadap
perkembangan kemampuan berbahasa. Bayi, tingkat intelektualnya belum berkembang
dan masih sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai
mampu memahami lingkungan, maka bahasa mulai berkembang dari tingkat yang sangat sederhana menuju ke
bahasa yang kompleks. Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukanoleh anak
berusia 6-7 tahun, di saat anak mulai bersekolah. Jadi, perkembangan bahasa
adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi
dengan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda- tanda dan isyarat. Mampu
dan menguasai alat komunikasi di sini diartikan sebagai upaya seorang untuk
dapat memahami dan dipahami orang lain.
2.
Karakteristik
Perkembangan Bahasa Remaja
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang.
Anak remaja telah banyak belajar dari lingkungan keluarga, masyarakat, dan
khususnya pergaulan teman sebaya dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang
dimiliki adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa ibu.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga,
masyarakat dan sekolah dalam perkembangan berbahasa, akan menyebabkan
perbedaan antara anak yang satu dengan
yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh pemilihan dan penggunaan kosa kata sesuai
dengan tingkat sosial keluarganya. Akan
banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa, sembarangan, dengan istilah- istilah
yang “ kasar”. Masyarakat terdidik yang pada umumnya memiliki status sosial
lebih baik, akan menggunakan istilah- istilah lebih efektif, dan umumnya anak-
anak remajanya juga berbahasa secara lebih baik.
3.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Berbahasa
terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh sebab itu, perkembangannya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor- faktor itu adalah:
a.
Umur anak
Menusia bertambah umur semakin matang pertumbuhan
fisiknya, bertambah pengalaman, dan meningkat kebutuhanya,
b.
Kondisi Lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi
andil yang cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa di lingkungan
perkotaan akan berbeda dengan lingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan
bahasa di daerah pantai, pegunungan, dan daerah- daerah terpencil dan di kelompok
sosial yang lain.
c.
Kecerdesan Anak
Untuk meniru lingkungan tentang bunyi atau suara,
gerakan, dan mengenal tanda- tanda, memerlukan kemampuan motorik yang baik.
d.
Status Sosial Ekonomi
Keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan
mampu menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak- anak dan
angota keluarganya.
e.
Kondisi Fisik
Kondisi fisik di sini dimaksudkan kondisi kesehatan
anak. Seseorang yang cacat yang terganggu kemampuanya untuk berkomunikasi
seperti bisu, tuli, gagap atau organ suara tidak sempurna akan mengganggu
perkembangan berkomunikasi dan tentu saja akan mengganggu perkembanganya dalam
berbahasa.
4.
Pengaruh Kemampuan
Berbahasa terhadap Kemampuan Berpikir
Kemampuan berbahasa dan kemampuan
berpikir saling berpengaruh satu sama lain. Bahwa kemampuan berpikir
berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya, kemampuan berbahasa
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir. Seseorang yang rendah kemampuan
berpikirnya akan mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang baik, logis,
dan sistematis. Hal ini akan berakibat sulitnya berkomunikasi. Akibat lebih
lanjut adalah bahwa hasil proses berpikir menjadi tidak tepat benar,
ketidaktepatan hasil pemrosesan pikir ini diakibatkan kekurangmampuann dalam
bahasa.
5.
Perbedaan Individual
dalam Kemampuan dan Perkembanga Bahasa
Menurut Chomsky (Woolflok, dkk, 1984:70) anak
dilahirkan ke dunia telah memiliki kapasitas berbahasa. Akan tetapi seperti
dalam bidang yang lain, faktor lingkungan akan mengambil peranan yang cukup menonjol,
dalam mempengaruhi perkembangan bahasa anak tersebut. Mereka belajar makna kata
dan bahsa sesuai dengan apa yang mereka dengar, lihat dan mereka hayati dalam
hidupnya sehari- hari. Perkembangan bahasa anak terbentuk oleh yang berbeda- beda.
Bahasa berkembang dipengaruhi oleh faktor lingkunga,
karena kekayaan lingkungan akan merupakan pendukung bagi perkembangan
peristilahan yang sebagian besar dicapai dengan proses meniru. Dengan demikian,
remaja yang berasal dari lingkungan yang berbeda juga akan berbeda – beda pula
kemampuan dan perkembangan bahasanya.
6.
Upaya Pengembangan
Kemampuan Bahasa Remaja dan Implikasinya dalam Penyelenggaran Pendidikan
Kelas atau kelompok belajar terdiri dari siswa-
siswa yang bervariasi bahasanya, baik kemampuanaya maupun polanya. Menghadapi
hal ini guru harus mengembangkan strategi belajar mengajar bidang bahasa denga
memfokuskan pada potensi dan kemampuan anak.
Perkembangan bahasa yang menggunakan model
pengekspresian secara mandiri, baik lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan
pada bahan bacaan akan lebih mengembangkan kemampuan bahasa anak dan membentuk
pola bahasa masing- masing. Dalam penggunaan model ini guru harus banyak
memberikan rangsangan dan koreksi dalam bentuk diskusi atau komunikasi bebas.
Dalam pada itu sarana perkembangan bahasa seperti buku- buku, surat kabar,
majalah, dan lain- lain hendaknya disediakan di sekolah maupun di rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar