A.
PENGERTIAN PENYESUAIAN DIRI
·
Konsep dan proses penyesuaian
diri
Semua manusia tidak dilahirkan dalam keadaan mampu atau tidak mampu
menyesuaikan diri. Penilaian benar atau salah seseorang menyesuaikan diri
tergantung dari kondisi fisik, mental dan emosional yang dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Manusia adalah organisme yang aktif ketika meraih tujuan dan
beraktivitas yang berkesinambungan, maka disinilah letak penyesuaian diri
manusia. Selalu ingin memuaskan keinginan dan kebutuhan jasmaninya. Akan
tetapi, penyesuaian diri ini adalah bentuk dari kesehatan mental seseorang.
Penyesuaian diri secara sehat adalah cara yang dilakukan manusia dalam
pemenuhan kebutuhannya yang menunjukan keharmonisan dengan lingkungannya.
>> Pengertian
penyesuaian diri
Ada 4 pengertian penyesuaian diri diantaranya adalah :
1. Penyesuaian diri adalah adaptasi, dapat mempertahankan eksistensinya (survive) dan memperoleh
kesejahteraan rohaniah, serta dapat mengadakan relasi (hubungan) yang memuaskan dengan tuntutan sosial
2. Penyesuaian diri juga dapat diartikan bagai
konvormitas, yang menyesuaikan sesuatu
dengan standart atau prinsip. Pada dasarnya penyesuaian diri terdiri terbagi
atas 3 tahap.
a. Tahap adaptasi : tahap ini masih dalam proses
pencarian jati diri
b. Tahap konvormitas : tahap ini mulai timbul masalah
masalah-masalah baru yang menurutnya pelik. Remaja masih belum bisa mengambil
keputusan dengan benar, belum mengerti mana yang baik dan buruk.
c. Tahap pengambilan penyesuaian diri : tahap ini
remaja sudah mulai bisa mengambil keputusannya atas masalahnya.
3. Penyesuaian diri yaitu, kemampuan untuk
membuat rencana dan mengorganisasi respon- respon sedemikian rupa, sehingga
bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustasi- frustasi secara
efisien individu memiliki kemampuan untuk menghadapi realitas hidup dengan cara
yang memenuhi syarat
4. Penyesuaian diri juga dapat diartikan sebagai
suatu penguasaan dan kematangan emosional
Dari
pengertian pengertian disebut diatas, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri
adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan baik bagi dirinya sendiri
maupun lingkungannya.
B.
PROSES
PENYESUAIAN DIRI
Waktu yang
dibutuhkan manusia untuk menyesuaikan diri yang di dalamnya pasti ada konflik
yang mengiringinya dan membuat manusia mencoba untuk mengetahui cara
penyelesaiannya disebut dengan proses penyesuaian diri. Proses ini berjalan
terus menerus sepanjang hayat manusia.
Contoh :
Seorang
anak yang memiliki keterbatasan fisik. Anak ini akan berusaha dengan sendirinya
mereduksi gejolak dalam hatiinya sendiri untuk menyesuaikan diri dengan
kondisinya.
Anak itu
dikatakan berhasil menyesuaikan diri jika bisa menyelesaikan masalahnya dengan
cara-cara yang dapat diterima lingkungannya.
C.
KARAKTERISTIK
PENYESUAIAN DIRI
Tidak
semua manusia berhasil menyesuaikan diri dengan baik dan benar, karena banyak
sekali rintangan yang berdampak buruk bagi proses penyesuaian diri seseorang.
Berikut ini akan ditinjau karakteristik penyesuaian diri yang positif dan salah
A.1 Karakteristik
penyesuaian diri yang positif
1. Tidak menunjukkan adanya ketengan emosional
2. Tidak menunjukkan adanya mekanisme psikologis
Contoh :
seseorang yang menunjukan ketenangan dalam menghadapi masalah, tidak bingung
dan dapat menyelesaikan masalahnya dengan sebaik-baiknya.
3. Tidak menunjukkan frustasi pribadi
4. Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri
5. Mampu dalam belajar
6. Menghargai pengalaman
7. Bersikap realistik dan objektif
Dalam melakukan penyesuaian diri
secara positif individu akan melakukannya dalam berbagai bentuk antara lain:
1.
Penyesuaian
diri dengan menghadapi masalah secara langsung
Contoh : si A akan menghadapi problemnya
dengan turun secara langsung dan mempelajarinya sebagai bagian dari pengalaman
dengan mengambil hikmahnya
2.
Penyesuaian
diri dengan
melakukan eksplorasi (penjelajahan)
Tindakan ini lebih menjelaskan tentang
seorang individu yang menghadapi masalahnya dengan berintrospeksi diri, mencari
tau apa, mengapa, kapan, dimana dan siapa masalah itu bisa terjadi.
3.
Penyesuaian
diri dengan trial and eror atau coba-
coba dan gagal
Remaja yang mencoba untuk menyelesaikan
masalah yang timbul dari dalam diri remaja (interest) atau luar tanpa tau
apakah cara yang digunakan akan menghasilkan penyelesaian yang benar atau
salah.
Contoh : Si A yang dimaki-maki oleh B , si A
mencoba mendekati dan bersikap baik terhadap si B, tapi si B tetap
memaki-makinya. kemudian si A mencoba cara lain yaitu membalas dendam dengan
cara memaki-maki pula. Padahal cara yang di gunakan oleh A justru malah
menimbulkan masalah baru dan ketidak harmonisan.
4.
Penyesuaian
diri dengan subsitusi (mencari pengganti)
Mencari alasan yang logis untuk menyelesaikan
masalah, sedangkan alasan yang diberikan tidak sesuai dengan fakta. Misalnya,
seorang anak yang datang terlambat ke sekolah karena bangun kesiangan, tetapi
si anak memberikan alasan lain ke gurunya yaitu karena membantu orang yang
kecelakaan sewaktu perjalanan berangkat kesekolah. Si anak memberikan alasan
yang logis tapi tidak benar. Jelasnya, dia mensubstitusiakann
5.
Penyesuaian
diri dengan menggali kemampuan diri
Setiap remaja memiliki karakteristik untuk
merubah kepribadian yang pengaruhnya sangat menonjol terhadap proses
penyesuaian diri. Remaja cenderung ingin merubah kemauan, perilaku, sikap dan
karakteristik sejenis lainnya.
6.
Penyesuaian
diri dengan belajar
Kemaun belajar merupakan unsur penting dalam
penyesuaian diri individu karena pada umumnya respons-respons dan sifat-sifat
kepribadian yang diperlukan bagi penyesuaian diri diperoleh dan menyerap ke
dalam diri individu melalui proses belajar. Oleh sebab itu, perbedaan pola-pola
penyesuain diri sejak dari yang normal sampai dengan yang malasuai, sebagaian
besar merupakan hasil perubahan yang dipengaruhi oleh belajar dan kematangan.
Pengaruh proses belajar itu akan muncul dalam bentuk mencoba-coba dan gagal
atau trial and error, pengkondisian
atau conditioning, dan
menghubung-hubungkan atau association
berbagai faktor yang ada dimana individu itu melakukan proses penyesuaian diri.
7.
Penyesuaian
diri dengan pengendalian diri
8.
Penyesuaian
diri dengan pengamatan yang cermat.
A.2 Penyesuaian
diri yang salah
Kegagalan
sesorang dalam menjalankan meraih sesuatu, meskipun itu adalah aktivitas yang
positif, akan berdampak pada penyesuaian diri yang salah pada diri seseorang.
Sikap seseorang yang salah dalam penyesuaian dirinya seperti bertingkah serba
salah, agresif, tidak realistis, emosionalis, tidak terarah dll. Selain itu
juga menunjukan bentuk reaksi seperti terurai berikut ini :
1. Reaksi
bertahan
Yaitu
berusaha mempertahankan diri, dan seolah-olah dia tidak pernah mengalami kegagalan.
Bentuk khususnya sebagai berikut :
a. Rasionalisasi
, sikap yang selalu mencari-cari alasan untuk pembenaran atas tindakannya.
b. Represi
, berusaha menekan pengalaman yang kurang enak ke alam tidak sadarnya. Contoh:
melupakan pengalamannya ketika gagal mendapatkan nilai A dan melupakannya tanpa
belajar dari pengalamannya.
c. Proyeksi,
sikap yang selalu mencari alasan untuk atas kegagalannya untuk bisa diterima.
Contoh: beralasan tidak memiliki fasilitas yang baik sehingga tidak lulus
ujian.
d. Sourgapes
atau anggur kecut, sikap yang suka memutar balikkan fakta. Misalnya, seseorang
menyalahkan scaning komputer yang eror sehingga dia mendapatkan nilai jelek.
2. Reaksi
menyerang
Reaksinya
menyerang untuk menutupi kegagalan dan tidak pernah mengakui kesalahannya. Sikap
yang ditunjukan : selalu
membenarkan diri nya sendiri, mau berkuasa dalam setiap situasi, senang
mengganggu orang lain, marah secara sadis, suka membalas dendam dan sebagainya
3. Reaksi melarikan diri
Reaksi ini
seseorang akan menujukkan tingkah laku : berfantasi akan keinginannya yang
tidak tercapai, banyak tidur, minum-minuman keras, menjadi pecandu narkotika,
merokok, dan regresi ( menunjukan tingkah laku dengan tingkat lebih awal,
misalnya orang dewasa yang bertingkah seperti anak kecil ).
Ada beberapa
faktor yang membentuk pribadi dan mengatur perkembangan proses penyesuaian diri
, yaitu :
a. Kondisi Fisik ( Jasmani )
Pembentukan
perkembangan pribadi yang baik melalui proses penyesuaian diri akan berjalan
dengan baik apabila seseorang memiliki kondisi fisik yang baik. Biasanya
sebagian besar penyesuaian diri akan menghasilkan penyesuaian diri yang baik
jika memiliki kondisi fisik yang baik pula.
b. Perkembangan, kematangan dan penyesuaian diri
Pada proses
perkembangan anak dari proses instingtif
berkembang menjadi proses melalui belajar dan pengalaman. Namun, setiap anak
akan menentukan sendiri pola yang digunakan dalam proses penyesuaian diri
mereka sendiri. Perbedaan pola penyesuaian diri ini melbatkan emosional,
sosial, keagamaan, intelek dan moral.
c. Penentu psikologis terhadap penyesuaian diri
Berikut adalah
faktor psikologis yang menentukan proses penyesuaian diri individu :
1. Pengalaman
Ada 2 jenis
pengalaman yang berpengaruh terhadap proses penyesuaian diri manusia, 1.
Pengalaman menyenangkan yang akan berpengaruh baik dalam proses penyesuaian
diri, 2. Pengalaman buruk (traumatik) dapat
berpengaruh buruk terhadap proses penyesuaian diri.
2. Proses belajar
Proses belajar
adalah faktor dasar dalam proses penyesuaian diri yang terjadi sepanjang hayat.
Dari proses belajar inilah watak, karakteristik, sikap, pola penyesuaian diri
terbentuk.
3. Determinasi diri
Determinasi diri
adalah faktor dalam proses penyesuaian diri yang mengakibatkan kekuatan dalam
diri individu untuk menjadi lebih baik, lebih buruk atau dalam pencapaian
penyesuaian diri di taraf yang lebih tinggi.
4. Konflik dan penyesuaian
Sebagian besar
orang menganggap bahwa konflik selalu menjadi pengganggu atau perusak, padahal
pada kenyataannya justru konflik menjadi sarana untuk pendewasaan diri
individu. Substansinya tergantung individu itu sendii bagaimana dalam menyikapi
dan menelaah konflik untuk tujuan yang lebih bermanfaat.
d. Lingkungan sebagai penentu penyesuaian diri
Berbagai lingkungan
anak seperti keluarga terhadap lingkungan sekolah, agama, masyarakat dan budaya
akan berpengaruh dalam proses penyesuaian diri. Misalnya hubungan hangat yang
terjalin antara anak dan ibu akan, sehingga anak merasa nyaman terhadap ibunya,
atau terjadinya pembiasaan pola pendisiplinan anak yang berpengaruh terhadap
kinerja anak.
e. Kultur dan agama sebagai penentu penyesuaian diri
Lingkungan
kultural akan menentukan pola penyesuaian diri, individu akan mencoba untuk
menyesuaikan cara bergaul dan bertingkah laku terhadap kebudayaan dimana dia
tinggal. Agama adalah penentu pola perkembangan pemikiran anak. Agama
memberikan suasana psikologis tertentu dalam mengurangi konflik, frustasidan
ketegangan lainnya.
D. PERMASALAHAN-PERMASALAHAN DIRI PADA REMAJA
Tingkat penyesuaian diri dan pertumbuhan
sangat tergantung pada sikap orang tua, dan suasana psokologis, sosial dalam
keluarga. Contoh : siakp orang tua yang menolak. Penolakan mungkin merupakan
dimana orang tua aras tidak sayang kepada anaknya, seperti karena tidak
menghendaki kelahirannya. Penolakan juga ada dalam bentuk ber pura-pura tidak
tahu keinginan anak. Contoh : orang tua memberikan tugas kepada anaknya saat
berbarengan dengan rencana anaknya untuk menonton bersama dengan teman-temannya.
Akumulasi dari kedua macam penolakan
tersebut ialah remaja tidak dapat
menyesuaikan diri, cenderung untuk menghabiskan waktu di luar rumah.
Penyesuaian diri remaja dengan kehidupan di
sekolah biasanya timbul ketika remaja mulai memasuki jenjang yang baru. Mereka
akan mengalami penyesuaian diri, teman dan mata pelajaran. Sebagai akibatnya
antar lain prestasi belajarnya menurun dibandingkan dengan prestasi di sekolah
sebelumnya. Tidak jarang terjadi anak tidak mau sekolah, tidak mau belajar,
suka membolos dan sebagainya, karena ia dipaksa oleh orang tuanya untuk masuk
sekolah yang diinginkannya.
E. IMPLIKASI PENYESUAIAN DIRI REMAJA TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIDIKAN
Sekolah
mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa remaja. Dalam
kaitannya dengan pendidikan, peranan seolah pada hakekatnya sama dengan
keluarga, yaitu sebagai rujukan dan tempat berlindung jika anak didik mengalami
masalah. Perkembangan penyesuaian diri remaja yang ditandai dengan dinamika
yang sangat tinggi, membawa implikasi imperatif akan pentingnya intervensi
pendidikan yang dilakukan secara sistematis, serius, dan terprogram guna
membantu proses perkembangannya agar berkembang ke arah yang lebih baik.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar proses penyesuaian diri
remaja khususnya di lingkungan sekolah.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
memperlancar proses penyesuaian diri remaja khususnya di lingkungan sekolah:
1. Menciptakan
suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi anak
2. Menciptakan
situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa betah seperti dirumah baik secara
sosial , fisik maupun akademis
3. Usaha
memahami anak didik secara menyeluruh, baik prestasi belajar, sosial, maupun
seluruh aspek pribadinya.
4. Menggunakan
metode dan alat belajar yang menimbulkan gairah belajar.
5. Menggunakan
prosedur evaluasi yang dapat memperbesar motivasi belajar.
6. Ruangan
kelas yang memenuhi syarat- syarat kesehatan.
7. Pengaturan
atau tata tertib yang jelas dan dipahami murid- murid.
8. Teladan
dari para guru dalam segala segi pendidikan.
9. Kerjasama
dan saling pengertian dari guru dalam melaksanakan kegiatan pendidikan di
sekolah.
10. Pelaksanaan
program bimbingan dan penyuluhan yang sebaik- baiknya.
11. Situasi
kepemimpinan yang penuh saling pengertian dan tanggung jawab baik pada murid
maupun pada guru.
12. Hubungan
yang baik dan penuh pengertian antara sekolah dengan orang tua siswa dan
masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar