Breaking News

Laman

Sabtu, 24 Januari 2015

Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)

Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)


Manusia dilahirkan ke dunia dengan kemampuan yang berbeda beda itu sangat benar adanya. Jadi kalau anak mendapat nilai jelek dalam salah satu pelajaran jagan dimarahi ya mungkin itu memeng bukan keahliannya dia. Ini nih menurut bapak Howard Gardner ada 8 jenis kecerdasan lho. Dan yang lebih kerennya lagi setiap manusia punya ke8nya tapi tentunya ada yang lemah dan ada yang lebih kuat. Yuk kita lihat apa saja sih 8jenis kecerdasan itu.

Kecerdasan Linguistik (Word Smart). Kecerdasan yang melibatkan kemampuan berbahasa. Seorang anak dengan  kecerdasan linguistik menonjol umumnya senang mendengarkan cerita, senang bercerita, senang bermain peran, dan permainan yang berhubungan dengan kata-kata.
Stimulasi: Ajak anak main tebak-tebakan, misalnya tentang ciri-ciri binatang. “Ada binatang, suaranya guk guk, warna bulunya putih. Kamu sayang sekali padanya. Binatang apa itu, ya?”
Anak bisa menjadi penulis, wartawan, pengacara, penyiar radio, pembawa acara atau ahli di bidang pemasaran.
Coba! Duduk berhadapan dengan anak, lalu berceritalah tentang apa yang telah dilakukannya hari ini bergantian dengan Anda.
 
Kecerdasan Logika-Matematika (Number Smart). Kecerdasan yang melibatkan kemampuan menganalisis masalah secara logis, menemukan atau menciptakan rumus-rumus atau pola matematika, dan menyelidiki sesuatu secara ilmiah. Anak-anak dengan kecerdasan logika-matematika yang tinggi memperlihatkan minat besar pada kegiatan eksplorasi, cerewet bertanya tentang berbagai fenomena, dan menuntut penjelasan logis dari setiap pertanyaannya.
Stimulasi: Mulailah berhitung. Manfaatkan jari tangan, orang yang sedang berbaris, atau apa saja. Arahkan perhatian anak pada angka dan pola yang ada di sekitarnya. Gunakan manik-manik berwarna untuk membuat pola sederhana yang dapat ditiru anak. Misalnya, susun biru-merah-kuning-hijau, lalu biarkan anak melanjutkan dengan pola yang sama.
Anak bisa menjadi  ilmuwan, dokter atau ekonom.
Coba! Buat semacam gerai toko dengan memanfaatkan barang-barang  di rumah, termasuk mainannya. Ajak anak bermain peran sebagai pedagang dan pembeli.
 
Kecerdasan Visual-Spasial (Picture Smart). Kecerdasan yang melibatkan kepekaan mengobservasi dan kemampuan  berpikir dalam gambar. Kecerdasan ini memungkinkan anak membayangkan bentuk-bentuk geometri atau tiga dimensi dengan lebih mudah. Biasanya, anak menyukai kegiatan bermain puzzle, menggambar, bermain balok, mencari jalan paling tepat, serta menghabiskan waktu luang untuk melamun.
Stimulasi: Biarkan anak bereksplorasi saat ia menggambar. Gunakan kapur, plastisin, cat air atau krayon dengan berbagai alat bantu seperti sikat, gunting, tangan dan kaki, bahkan sayuran untuk menggambar atau mencetak gambar. Ajak anak berdiskusi tentang hasil karyanya, termasuk tekstur, warna dan ukurannya.
Anak bisa menjadi arsitek, seniman, ahli mesin, animator, desain komputer grafis, atau fotografer.
Coba! Ajak anak memilih sebuah gambar, misalnya dari majalah lama, Gunting secara acak, lalu minta dia menyusunnya sehingga menjadi gambar yang utuh kembali. 
 
Kecerdasan Musikal (Music Smart). Kecerdasan yang melibatkan kemampuan berpikir atau mencerna musik,  menggunakan musik sebagai sarana berkomunikasi, menginterpretasikan bentuk dan ide musikal, serta menciptakan pertunjukan dan komposisi yang ekspresif. Anak yang memiliki kecerdasan ini sensitif terhadap suara, struktur musik dan ritme. Ia kemungkinan bagus saat menyanyi atau memainkan instrumen musik.
Stimulasi: Bangkitkan minat anak untuk mengenali dan merespon aneka suara yang dia dengar sehari-hari, misalnya suara bel pintu atau suara telepon. Anda juga bisa memperdengarkan suatu irama tepuk tangan, lalu lihat apakah anak dapat mengulang irama tepukan Anda tadi? Atau, dia berminat membuat irama tepuk tangan untuk Anda tiru.
Anak bisa menjadi  komposer, penata musik, musisi, atau guru musik.
Coba! Buat alat musik sederhana dengan benda-benda yang ada di rumah. Misalnya ember plastik dan sendok kayu sebagai drum dan alat pemukulnya. Kurang menantang? Buat seperangkat alat musik dan mainkan bagai sebuah orkes simfoni.

Kecerdasan Gerak Tubuh (Body Smart). Disebut juga kecerdasan kinestetik, melibatkan kemampuan mengontrol gerakan, keseimbangan, ketangkasan dan keanggunan dalam bergerak. Anak-anak dengan kecerdasan gerak tubuh di atas rata-rata, senang bergerak dan menyentuh sesuatu dengan tangkas dan cepat. Keterampilan motorik halus dan kasarnya baik. Bisa dibilang, anak mengeksplorasi dunia dengan otot-ototnya.
Stimulasi: Sikap menghargai dan memanfaatkan tubuh yang baik, terbentuk melalui pengalaman yang diperoleh sejak dini. Beri anak kesempatan untuk mengembangkan kepercayaan terhadap kemampuan tubuhnya dengan mengajaknya ke tempat-tempat yang aman untuk berksplorasi, baik dengan berjalan, berlari, berayun, memanjat, melompat, merangkak, maupun berenang.
Anak bisa menjadi  penari, atlet, koreografer, aktor/aktris, guru olahraga, pelatih drama, mekanik, atau ahli bedah.
Coba! Perdengarkan musik favorit anak, lalu menarilah bersamanya sambil bertepuk tangan, mengangkat atau menghentakkan kaki dan berputar.  

Kecerdasan Interpersonal (People  Smart). Kecerdasan yang melibatkan kemampuan memahami dan berkomunikasi dengan orang lain, serta melihat perbedaan orang lain dari segi suasana hati, temperamen dan motivasi. Anak dengan kecerdasan interpersonal yang menonjol,  cenderung lebih baik dan mudah menjalin interaksi sosial, serta sangat sensitif terhadap perasaan orang lain. Selain itu, dia juga berpeluang menjadi pemimpin di kelompoknya.
Stimulasi: Bantu anak mengembangkan jenis kecerdasan ini, misalnya dengan berbicara tentang perasaan Anda atau orang lain. Katakan padanya, “Nenek sedang sedih, Nak. Jadi, jangan dulu mengajaknya bermain boneka ya.”     
Anak bisa menjadi pengajar, pekerja sosial, konselor, politisi, atau mediator. 
Coba! Bacakan buku cerita favorit anak. Tanyakan padanya apa yang dirasakan oleh karakter dalam cerita dan mengapa si tokoh merasa demikian. 

Kecerdasan Intrapersonal (Self Smart). Kecerdasan yang melibatkan kemampuan memahami diri sendiri, mengetahui siapa dirinya, apa yang ingin ia lakukan, bagaimana reaksi diri terhadap suatu situasi, dan memahami situasi seperti apa yang sebaiknya dihindari. Beberapa ciri anak dengan kecerdasan intrapersonal di atas rata-rata adalah tahu apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan dalam lingkungan sosial, dan tahu siapa orang yang tepat untuk dimintai bantuan.
Stimulasi: Anak Anda butuh bantuan untuk memahami apa yang dia rasakan. Coba kaitkan tingkah lakunya yang tampak oleh Anda dengan kejadian yang mungkin menjadi pemicunya. Misalnya, “Kamu hentak-hentakkan kakimu karena kamu marah, ya. Apakah ini karena Toni mengambil mobil-mobilanmu?”
Anak bisa menjadi wiraswasta atau filsuf.
Coba! Gambar sesuatu yang bisa mewakili apa yang Anda rasakan. Minta pula si kecil melakukan hal yang sama. Bandingkan dan bahas gambar-gambar tersebut. 

Kecerdasan Naturalis (Nature Smart). Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan merasakan bentuk-bentuk dan  menghubungkan elemen-elemen yang ada di alam. Anak-anak dengan kecerdasan naturalis yang menonjol memiliki ketertarikan yang besar terhadap lingkungan alam sekitarnya, termasuk binatang. Mereka tidak takut atau jijik untuk memegangnya, sejak usia dini.
Stimulasi: Perlihatkan pada anak proses tumbuh kembang makhluk hidup, misalnya kacang hijau menjadi tauge, atau ulat menjadi kupu-kupu. Lebih baik lagi bila Anda bisa memberinya suatu lahan atau pot agar si kecil bisa menanam dan memelihara sendiri satu tanaman dari benihnya, serta tahu apa yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh.   
Anak bisa menjadi  ilmuwan atau ahli konservasi alam.
Coba! Ajak balita  berjalan-jalan di taman kota, kebun raya, pantai atau tempat lain yang memiliki aneka ragam makhluk hidup. Beritahu nama-namanya dan ajak anak mengenalinya lebih jauh. 

Gimana gimana anak bapak ibu punya kecerdasan yg mana nih..?? ingat jangan paksa anak ke hal yang bukan bidangnya lho ya…
Read more ...

Tahap Perkembangan Psikosial Anak

Tahap Perkembangan Psikosial Anak
Hal yang paling penting diperhatikan untuk para orang tua dan calon orangtua adalah bagaimana tahap perkembangan psikologi pada anak. Nah kaliini saya sedikit menulis tentang psikologi anak menurut terinya bapak Erik Erikson. langsung aja deh lihat dibawah ini ya...

1. TRUST vs MISTRUST (dari sejak lahir-1 tahun)
Sikap dasar psikososial yang dipelajari oleh bayi, bahwa mereka dapat mempercayai lingkungannya. Timbulnya trust (percaya) dibantu oleh adanya pengalaman yang terus-menerus, berkesinambungan, adanya pengalaman yang ada kesamaannya dengan ‘trust’ dalam pemenuhan kebutuhan dasar bayi oleh orang tuanya. Apabila anak terpenuhi kebutuhan dasarnya dan apabila orang tuanya memberikan kasih sayang dengan tulus, anak akan berpendapat bahwa dunianya (lingkungannya) dapat dipercaya atau diandalkan. Sebaliknya apabila pengasuhan yang diberikan orang tua kepada anaknya tidak memberikan/memenuhi kebutuhan dasar yang diperlukan, tidak konsisten atau sifatnya negatif, anak akan cemas dan mencurigai lingkungannya


2. AUTONOMY vs SHAME and DOUBT (antara 2-3 tahun)
Segera setelah anak belajar ‘trust’ atau ‘mistrust’ terhadap orang tuanya, anak akan mencapai suatu derajat kemandirian tertentu. Apabila ‘toddler’ (1,6-3 tahun) mendapat kesempatan dan memperoleh dorongan untuk melakukan yang diinginkan anak dan sesuai dengan tempo dan caranya sendiri, tetapi dengan supervisi orang tua dan guru yang bijaksana, maka anak akan mengembangkan kesadaran autonomy. Tetapi apabila orang tua dan guru tidak sabar dan terlalu banyak melarang anak yang berusia 2-3 tahun, maka akan menimbulkan sikap ragu-ragu terhadap lingkungannya. Sebaiknya orang tua menghindari sikap membuat malu anak apabila anak melakukan tingkah laku yang tidak disetujui orang tua. Karena rasa malu biasanya akan menimbulkan perasaan ragu terhadap kemampuan diri sendiri


3. INISIATIVE vs GUILT (antara 4-5 tahun)
Kemampuan untuk melakukan partisipasi dalam berbagai kegiatan fisik dan mampu mengambil inisiatif untuk suatu tindakan yang akan dilakukan. Tetapi tidak semua keinginan anak akan disetujui orang tua dan gurunya. Rasa percaya dan kebebasan yang baru saja diterimanya, tetapi kemudian timbul keinginan menarik rencananya/kemauannya, maka timbul perasaan bersalah.
Apabila anak usia 4-5 tahun diberi kebebasan untuk menjelajahi dan bereksperimen dalam lingkungannya, dan apabila orang tua dan guru memberikan waktu untuk menjawab pertanyaan anak, maka anak cenderung akan lebih banyak mempunyai inisiatif dalam menghadapi masalah yang ada di sekitarnya. Sebaliknya apabila anak selalu dihalangi keinginannya, dan dianggap pertanyaan atau apa saja yang dilakukan tidak ada artinya, maka anak akan selalu merasa bersalah.


4. INDUSTRY vs INFERIORITY (6-11 tahun)
Dimensi polaritasnya adalah: memperoleh perasaan gairah dan di pihak lain mengatasi perasaan rendah diri. Dalam hubungan sosial yang lebih luas, anak menyadari kebutuhan untuk mendapat tempat dalam kelompok seumurnya. Anak harus berjuang untuk mencapai hal tersebut. Bila dalam kenyataannya ia masih dianggap sebagai anak yang lebih kecil baik di mata orang tua maupun gurunya, maka akan berkembang perasaan rendah diri. Anak yang berkembang sebagai anak yang rendah diri, tidak akan pernah menyukai belajar atau melakukan tugas-tugas yang bersifat intelektual. Yang lebih parah, anak tidak akan percaya bahwa ia akan mampu mengatasi masalah yang dihadapinya.


Gimana udah pada tau kan sekarang... ok udah dulu ketemu di postingan selanjutnya...
Read more ...
Designed By