Breaking News

Laman

Minggu, 17 Februari 2013

Penyesuaian Diri Remaja


A.      PENGERTIAN PENYESUAIAN DIRI
·          Konsep dan proses penyesuaian diri
Semua manusia tidak dilahirkan dalam keadaan mampu atau tidak mampu menyesuaikan diri. Penilaian benar atau salah seseorang menyesuaikan diri tergantung dari kondisi fisik, mental dan emosional yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Manusia adalah organisme yang aktif ketika meraih tujuan dan beraktivitas yang berkesinambungan, maka disinilah letak penyesuaian diri manusia. Selalu ingin memuaskan keinginan dan kebutuhan jasmaninya. Akan tetapi, penyesuaian diri ini adalah bentuk dari kesehatan mental seseorang. Penyesuaian diri secara sehat adalah cara yang dilakukan manusia dalam pemenuhan kebutuhannya yang menunjukan keharmonisan dengan lingkungannya.
>> Pengertian penyesuaian diri  
Ada 4 pengertian penyesuaian diri diantaranya adalah :
1.       Penyesuaian diri adalah adaptasi, dapat mempertahankan eksistensinya (survive) dan memperoleh kesejahteraan rohaniah, serta dapat mengadakan relasi (hubungan)  yang memuaskan dengan tuntutan sosial
2.       Penyesuaian diri juga dapat diartikan bagai konvormitas, yang menyesuaikan  sesuatu dengan standart atau prinsip. Pada dasarnya penyesuaian diri terdiri terbagi atas 3 tahap.
a.       Tahap adaptasi : tahap ini masih dalam proses pencarian jati diri
b.      Tahap konvormitas : tahap ini mulai timbul masalah masalah-masalah baru yang menurutnya pelik. Remaja masih belum bisa mengambil keputusan dengan benar, belum mengerti mana yang baik dan buruk.
c.       Tahap pengambilan penyesuaian diri : tahap ini remaja sudah mulai bisa mengambil keputusannya atas masalahnya.
3.       Penyesuaian diri yaitu, kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respon- respon sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustasi- frustasi secara efisien individu memiliki kemampuan untuk menghadapi realitas hidup dengan cara yang memenuhi syarat
4.       Penyesuaian diri juga dapat diartikan sebagai suatu penguasaan dan kematangan emosional

Dari pengertian pengertian disebut diatas, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya.

B.      PROSES PENYESUAIAN DIRI
Waktu yang dibutuhkan manusia untuk menyesuaikan diri yang di dalamnya pasti ada konflik yang mengiringinya dan membuat manusia mencoba untuk mengetahui cara penyelesaiannya disebut dengan proses penyesuaian diri. Proses ini berjalan terus menerus sepanjang hayat manusia.
Contoh :
Seorang anak yang memiliki keterbatasan fisik. Anak ini akan berusaha dengan sendirinya mereduksi gejolak dalam hatiinya sendiri untuk menyesuaikan diri dengan kondisinya.
Anak itu dikatakan berhasil menyesuaikan diri jika bisa menyelesaikan masalahnya dengan cara-cara yang dapat diterima lingkungannya.

C.      KARAKTERISTIK PENYESUAIAN DIRI
Tidak semua manusia berhasil menyesuaikan diri dengan baik dan benar, karena banyak sekali rintangan yang berdampak buruk bagi proses penyesuaian diri seseorang. Berikut ini akan ditinjau karakteristik penyesuaian diri yang positif dan salah
A.1 Karakteristik penyesuaian diri yang positif
1.       Tidak menunjukkan adanya ketengan emosional
2.       Tidak menunjukkan adanya mekanisme psikologis
Contoh : seseorang yang menunjukan ketenangan dalam menghadapi masalah, tidak bingung dan dapat menyelesaikan masalahnya dengan sebaik-baiknya.
3.       Tidak menunjukkan frustasi pribadi
4.       Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri
5.       Mampu dalam belajar
6.       Menghargai pengalaman
7.       Bersikap realistik dan objektif
Dalam melakukan penyesuaian diri secara positif individu akan melakukannya dalam berbagai bentuk antara lain:
1.       Penyesuaian diri dengan menghadapi masalah secara langsung
Contoh : si A akan menghadapi problemnya dengan turun secara langsung dan mempelajarinya sebagai bagian dari pengalaman dengan mengambil hikmahnya
2.       Penyesuaian diri dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan)
Tindakan ini lebih menjelaskan tentang seorang individu yang menghadapi masalahnya dengan berintrospeksi diri, mencari tau apa, mengapa, kapan, dimana dan siapa masalah itu bisa terjadi.
3.       Penyesuaian diri dengan trial and eror atau coba- coba dan gagal
Remaja yang mencoba untuk menyelesaikan masalah yang timbul dari dalam diri remaja (interest) atau luar tanpa tau apakah cara yang digunakan akan menghasilkan penyelesaian yang benar atau salah.
Contoh : Si A yang dimaki-maki oleh B , si A mencoba mendekati dan bersikap baik terhadap si B, tapi si B tetap memaki-makinya. kemudian si A mencoba cara lain yaitu membalas dendam dengan cara memaki-maki pula. Padahal cara yang di gunakan oleh A justru malah menimbulkan masalah baru dan ketidak harmonisan.
4.       Penyesuaian diri dengan subsitusi (mencari pengganti)
Mencari alasan yang logis untuk menyelesaikan masalah, sedangkan alasan yang diberikan tidak sesuai dengan fakta. Misalnya, seorang anak yang datang terlambat ke sekolah karena bangun kesiangan, tetapi si anak memberikan alasan lain ke gurunya yaitu karena membantu orang yang kecelakaan sewaktu perjalanan berangkat kesekolah. Si anak memberikan alasan yang logis tapi tidak benar. Jelasnya, dia mensubstitusiakann
5.       Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan diri
Setiap remaja memiliki karakteristik untuk merubah kepribadian yang pengaruhnya sangat menonjol terhadap proses penyesuaian diri. Remaja cenderung ingin merubah kemauan, perilaku, sikap dan karakteristik sejenis lainnya.
6.       Penyesuaian diri dengan belajar
Kemaun belajar merupakan unsur penting dalam penyesuaian diri individu karena pada umumnya respons-respons dan sifat-sifat kepribadian yang diperlukan bagi penyesuaian diri diperoleh dan menyerap ke dalam diri individu melalui proses belajar. Oleh sebab itu, perbedaan pola-pola penyesuain diri sejak dari yang normal sampai dengan yang malasuai, sebagaian besar merupakan hasil perubahan yang dipengaruhi oleh belajar dan kematangan. Pengaruh proses belajar itu akan muncul dalam bentuk mencoba-coba dan gagal atau trial and error, pengkondisian atau conditioning, dan menghubung-hubungkan atau association berbagai faktor yang ada dimana individu itu melakukan proses penyesuaian diri.
7.       Penyesuaian diri dengan pengendalian diri
8.       Penyesuaian diri dengan pengamatan yang cermat.

A.2 Penyesuaian diri yang salah
Kegagalan sesorang dalam menjalankan meraih sesuatu, meskipun itu adalah aktivitas yang positif, akan berdampak pada penyesuaian diri yang salah pada diri seseorang. Sikap seseorang yang salah dalam penyesuaian dirinya seperti bertingkah serba salah, agresif, tidak realistis, emosionalis, tidak terarah dll. Selain itu juga menunjukan bentuk reaksi seperti terurai berikut ini :
1.       Reaksi bertahan
Yaitu berusaha mempertahankan diri, dan seolah-olah dia tidak pernah mengalami kegagalan. Bentuk khususnya sebagai berikut :
a.       Rasionalisasi , sikap yang selalu mencari-cari alasan untuk pembenaran atas tindakannya.
b.      Represi , berusaha menekan pengalaman yang kurang enak ke alam tidak sadarnya. Contoh: melupakan pengalamannya ketika gagal mendapatkan nilai A dan melupakannya tanpa belajar dari pengalamannya.
c.       Proyeksi, sikap yang selalu mencari alasan untuk atas kegagalannya untuk bisa diterima. Contoh: beralasan tidak memiliki fasilitas yang baik sehingga tidak lulus ujian.
d.      Sourgapes atau anggur kecut, sikap yang suka memutar balikkan fakta. Misalnya, seseorang menyalahkan scaning komputer yang eror sehingga dia mendapatkan nilai jelek.
2.       Reaksi menyerang
Reaksinya menyerang untuk menutupi kegagalan dan tidak pernah mengakui kesalahannya. Sikap yang ditunjukan : selalu membenarkan diri nya sendiri, mau berkuasa dalam setiap situasi, senang mengganggu orang lain, marah secara sadis, suka membalas dendam dan sebagainya
3.       Reaksi melarikan diri
Reaksi ini seseorang akan menujukkan tingkah laku : berfantasi akan keinginannya yang tidak tercapai, banyak tidur, minum-minuman keras, menjadi pecandu narkotika, merokok, dan regresi ( menunjukan tingkah laku dengan tingkat lebih awal, misalnya orang dewasa yang bertingkah seperti anak kecil ).
Ada beberapa faktor yang membentuk pribadi dan mengatur perkembangan proses penyesuaian diri , yaitu :
a.       Kondisi Fisik ( Jasmani )
Pembentukan perkembangan pribadi yang baik melalui proses penyesuaian diri akan berjalan dengan baik apabila seseorang memiliki kondisi fisik yang baik. Biasanya sebagian besar penyesuaian diri akan menghasilkan penyesuaian diri yang baik jika memiliki kondisi fisik yang baik pula.
b.      Perkembangan, kematangan dan penyesuaian diri
Pada proses perkembangan anak dari  proses instingtif berkembang menjadi proses melalui belajar dan pengalaman. Namun, setiap anak akan menentukan sendiri pola yang digunakan dalam proses penyesuaian diri mereka sendiri. Perbedaan pola penyesuaian diri ini melbatkan emosional, sosial, keagamaan, intelek dan moral.
c.       Penentu psikologis terhadap penyesuaian diri
Berikut adalah faktor psikologis yang menentukan proses penyesuaian diri individu :
1.       Pengalaman
Ada 2 jenis pengalaman yang berpengaruh terhadap proses penyesuaian diri manusia, 1. Pengalaman menyenangkan yang akan berpengaruh baik dalam proses penyesuaian diri, 2. Pengalaman buruk (traumatik) dapat  berpengaruh buruk terhadap proses penyesuaian diri.
2.       Proses belajar
Proses belajar adalah faktor dasar dalam proses penyesuaian diri yang terjadi sepanjang hayat. Dari proses belajar inilah watak, karakteristik, sikap, pola penyesuaian diri terbentuk.
3.       Determinasi diri
Determinasi diri adalah faktor dalam proses penyesuaian diri yang mengakibatkan kekuatan dalam diri individu untuk menjadi lebih baik, lebih buruk atau dalam pencapaian penyesuaian diri di taraf yang lebih tinggi.
4.       Konflik dan penyesuaian
Sebagian besar orang menganggap bahwa konflik selalu menjadi pengganggu atau perusak, padahal pada kenyataannya justru konflik menjadi sarana untuk pendewasaan diri individu. Substansinya tergantung individu itu sendii bagaimana dalam menyikapi dan menelaah konflik untuk tujuan yang lebih bermanfaat.
d.      Lingkungan sebagai penentu penyesuaian diri
Berbagai lingkungan anak seperti keluarga terhadap lingkungan sekolah, agama, masyarakat dan budaya akan berpengaruh dalam proses penyesuaian diri. Misalnya hubungan hangat yang terjalin antara anak dan ibu akan, sehingga anak merasa nyaman terhadap ibunya, atau terjadinya pembiasaan pola pendisiplinan anak yang berpengaruh terhadap kinerja anak.
e.      Kultur dan agama sebagai penentu penyesuaian diri
Lingkungan kultural akan menentukan pola penyesuaian diri, individu akan mencoba untuk menyesuaikan cara bergaul dan bertingkah laku terhadap kebudayaan dimana dia tinggal. Agama adalah penentu pola perkembangan pemikiran anak. Agama memberikan suasana psikologis tertentu dalam mengurangi konflik, frustasidan ketegangan lainnya.
D.      PERMASALAHAN-PERMASALAHAN DIRI PADA REMAJA
Tingkat penyesuaian diri dan pertumbuhan sangat tergantung pada sikap orang tua, dan suasana psokologis, sosial dalam keluarga. Contoh : siakp orang tua yang menolak. Penolakan mungkin merupakan dimana orang tua aras tidak sayang kepada anaknya, seperti karena tidak menghendaki kelahirannya. Penolakan juga ada dalam bentuk ber pura-pura tidak tahu keinginan anak. Contoh : orang tua memberikan tugas kepada anaknya saat berbarengan dengan rencana anaknya untuk menonton bersama dengan teman-temannya.
Akumulasi dari kedua macam penolakan tersebut ialah remaja tidak dapat  menyesuaikan diri, cenderung untuk menghabiskan waktu di luar rumah.
Penyesuaian diri remaja dengan kehidupan di sekolah biasanya timbul ketika remaja mulai memasuki jenjang yang baru. Mereka akan mengalami penyesuaian diri, teman dan mata pelajaran. Sebagai akibatnya antar lain prestasi belajarnya menurun dibandingkan dengan prestasi di sekolah sebelumnya. Tidak jarang terjadi anak tidak mau sekolah, tidak mau belajar, suka membolos dan sebagainya, karena ia dipaksa oleh orang tuanya untuk masuk sekolah yang diinginkannya.
E.       IMPLIKASI PENYESUAIAN DIRI REMAJA TERHADAP PENYELENGGARAAN  PENDIDIDIKAN
Sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa remaja. Dalam kaitannya dengan pendidikan, peranan seolah pada hakekatnya sama dengan keluarga, yaitu sebagai rujukan dan tempat berlindung jika anak didik mengalami masalah. Perkembangan penyesuaian diri remaja yang ditandai dengan dinamika yang sangat tinggi, membawa implikasi imperatif akan pentingnya intervensi pendidikan yang dilakukan secara sistematis, serius, dan terprogram guna membantu proses perkembangannya agar berkembang ke arah yang lebih baik. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar proses penyesuaian diri remaja khususnya di lingkungan sekolah.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar proses penyesuaian diri remaja khususnya di lingkungan sekolah:
1.      Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi anak
2.      Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa betah seperti dirumah baik secara sosial , fisik maupun akademis
3.      Usaha memahami anak didik secara menyeluruh, baik prestasi belajar, sosial, maupun seluruh aspek pribadinya.
4.      Menggunakan metode dan alat belajar yang menimbulkan gairah belajar.
5.      Menggunakan prosedur evaluasi yang dapat memperbesar motivasi belajar.
6.      Ruangan kelas yang memenuhi syarat- syarat kesehatan.
7.      Pengaturan atau tata tertib yang jelas dan dipahami murid- murid.
8.      Teladan dari para guru dalam segala segi pendidikan.
9.      Kerjasama dan saling pengertian dari guru dalam melaksanakan kegiatan pendidikan di sekolah.
10.  Pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan yang sebaik- baiknya.
11.  Situasi kepemimpinan yang penuh saling pengertian dan tanggung jawab baik pada murid maupun pada guru.
12.  Hubungan yang baik dan penuh pengertian antara sekolah dengan orang tua siswa dan masyarakat

Tidak ada komentar:

Designed By