Breaking News

Laman

Minggu, 25 November 2012

PERKEMBANGAN AFEKTIF

A. Perkembangan Emosi
1. Pengertian Emosi
Daniel Goleman (1995) : emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Chaplin (1989) dalam Dictionary of Psychology : emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku.

2. Bentuk – Bentuk Emosi
Daniel Goleman (1995) mengidentifikasi sejumlah kelompok emosi, yaitu :

1. Amarah, didalamnya meliputi brutal,mengamukm, benci, marah besar, jengkel,kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, tindakn kekerasan, dan kebencian patologis.

2. Kesedihan, didalamnya meliputi pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan depresi.

3. Rasa takut, didalmnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, sedih,waspada, tidak tenang, ngeri, kacut, panik dan fobia.

Read more ...

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA



Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bagian ini maka diharapkan peserta didik akan mampu memahami:

1. Makna pertumbuhan dan perkembangan

2. Hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan

3. Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan

4. Jenis-jenis kebutuhan dan pemenuhannya



A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini tidak bisa terpisahkan atau tergantung satu sama lain. Akan tetapi bisa diperjelas dan dibedakan terkait penggunaanya.

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan structural dan biologis atau proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal dalam perjalanan waktu tertentu. Hasil pertumbuhan antara lain berwujud pada bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak, seperti panjang, berat, dan kekuatanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada organisme ada beberapa macam yaitu:

1. Faktor yang terjadi sebelum lahir misalnya peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, janin terkena virus, terkena infeksi dan lain-lain.

2. Faktor ketika lahir atau saat kelahiran misalnya pendarahan pada bagian kepala bayi yang disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim sewaktu ia dilahirkan yang akan berdampak pada susunan saraf pusat

3. Faktor yang dialami bayi sesudah lahir antara lain oleh pengalaman traumatik pada kepala, kepala bagian dalam terluka, atau mengalami serangan sinar matahari. Infeksi pada otak atau selaput otak, misalnya penyakit gabag, malaria tropika dybteria, dan lain-lain yang menyebabkan pertumbuhannya terganggu.

4. Faktor psikologis misalnya karena bayi ditinggalkan oleh ibu dan ayahnya, atau sering dititipkan kepada lembaga, rumah sakit, rumah yatim piatu atau yayasan perawatan bayi, sehingga bayi kurang mendapatkan perawatan jasmaniyah dan cinta kasih dari orang tua. Pertumbuhan fisik memang mempengaruhi perkembangan psikologis , dan begitu juga sebaliknya. Faktor psikologis juga dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik.

Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Wearner (1997) sebagai berikut: ” Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis bahwa perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan dimana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi,

Menurut Schneirla (1957), perkembangan adalah perubahan secara progresif, terus-menerus dalam organisasi organisme sebagai suatu sistem fungsional dan adaptif sepanjang hidup yang terdiri dari dua faktor yaitu kematangan dan pengalaman. Kematangan dalam pandangan Hurlock adalah sebagai potensi yang dibawa sejak lahir atau bisa dikatakan sebagai bakat, sedangkan kematangan adalah proses yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dalam lingkungan individu seperti keluarga, dan masyarakat.

Speaker (1966) mengemukakan dua macam pengertian yang berkaitan dengan perkembangan yaitu:

1. Ortogenetik: perkembangan yang berhubungan dengan terben-tuknya individu baru dan seterusnya sampai ia dewasa, ortoge-netik mengarah ke satu tujuan khusus yang sejalan dengan per-kembangan evolusi dan mengarah pada kesempurnaan manusia.

2. Filogenetik: perkembangan dari asal usul manusia sampai sekarang ini yang menyebabkan perubahan tingkah laku dan perubahan ini juga terjadi sejak adanya permulaan manusia.

Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan tersebut dibagi menjadi empat kategori utama yaitu: perubahan dalam ukuran ( berat badan dan tinggi), perubahan dalam perbandingan (perubahan pergaulan dan lingkungan), perubahan untuk mengganti hal-hal yang lama (perubahan perilaku dan emosi), dan perubahan untuk memperoleh hal-hal yang baru (pertumbuhan gigi dan pertumbuhan bulu).



B. Tugas-Tugas Perkembangan

Tugas-tugas perkembangan menurut Havighurst dikaitkan dengan fungsi belajar, karena pada hakekatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya mempelajari norma kehidupan dan budaya masyarakat, agar individu dapat mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan nyata.

Jenis tugas perkembangan remaja pada dasarnya mencakup segala persiapan diri untuk memasuki jenjang dewasa, yang intinya bertolak dari tugas perkembangan fisik dan tugas perkembangan social psikologis. Havighurst (Garrison, 1956:14-15) mengemukan sepuluh jenis tugas perkembangan remaja yaitu:

1. Mencapai hubungan dengan lawan jenisnya dengan memuaskan dan matang

2. Mencapai perasaan sex dewasa yang diterima secara social.

3. Menerima keadaan badannya dan menggunakanya secara efektif

4. Mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa.

5. Mencapai kebebasan ekonomi

6. Memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan

7. Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga

8. Mengembangkan keterampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga Negara yang kompeten.

9. Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara social

10.Menggapai suatu perangkat nilai yang digunakan sebagai pedo-

man hidup.



C. Hukum – Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan

Berdasarkan persamaan dan perbedaan diperoleh kecenderungan umum dalam pertumbuhan dan perkembangan, yang dapat disebut dengan hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan diantaranya sebagai berikut:

1. Hukum Chephallocoudal

Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dari kepala sampai ke arah kaki. Bagian-bagian pada kepala tumbuh lebih dahulu dari pada bagian- bagian lain yang dapat dilihat pada pertumbuhan prenatal.



2. Hukum Proximodistyle

Hukum ini adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik, yang berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi alat-alat tubuh yang ada dipusat, seperti jantung, hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi dari pada anggota tubuh yang ada di tepi. Hal ini tentu saja karena alat-alat tubuh yang terdapat pada daerah pusat itu lebih vital dari pada anggota gerak seperti tangan dan kaki. Anak masih bisa melangsungkan kehidupannya bila terjadi kelainan pada anggota gerak, akan tetapi bila terjadi kelainan sedikit saja pada jantung atau ginjal bisa berakibat fatal.

3. Perkembangan Terjadi dari Umum ke Khusus

Pada setiap aspek terjadi proses perkembangan yang dimulai dari hal-hal umum, kemudian sedikit demi sedikit meningkat ke hal-hal yang khusus. Anak lebih dahulu menggerakkan lengan ke atas baru kemudian ke bawah, tepuk tangan terlebih dahulu dari pada menggerakkan jari-jarinya, atau menggerakkan kakinya dulu sebelum berjalan.

4. Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-Tahapan Perkembangan

Perkembangan terjadi secara bertahap. Pada masa setiap perkembangan terdapat ciri-ciri antara satu dengan yang lainya. Penahapan pada perkembangan manusia misalnya: masa pralahir, masa cabang bayi (0-2 minggu), masa bayi (2 minggu- 1 tahun), masa anak prasekolah (1 – 5 tahun), masa sekolah (6-12 tahun), masa remaja (13-21 tahun), masa dewasa (21- 65), masa tua (65 keatas.

Ada aspek-aspek tertentu yang tidak berkembang dan tidak meningkat lagi, hal ini disebut fiksasi. Aspek intelek pada aspek tertentu secara konstitusional terbatas dan pada suatu saat akan relatif berhenti, tidak bisa atau sulit berkembang.

5. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan

Tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus- menerus dan dalam tempo perkembangan yang relatif tetap serta bisa berlaku umum. Ritme atau irama perkembangan akan semakin jelas tampak pada saat kematangan fungsi-fungsi. Pada saat itu terlihat adanya selingan diantara cepat dan lambatnya, yang kurang lebih tetap atau konstan sifatnya.



D. Remaja: Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangannya

Mengingat pada saat memulainya masa remaja yang dipengaruhi oleh perbedaan, maka penentuan umur saja belum cukup untuk mengetahui apakah suatu tahap perkembangan baru telah atau belum mulai. Penggolongan remaja yang semata-mata berdasarkan usia saja, tidak membedakan remaja yang keadaan social psikologisnya berlain-lainan

Seorang remaja berada pada batas peralihan kehidupan anak dan dewasa. Tubuhnya kelihatan sudah dewasa, akan tetapi bila diberlakulan seperti orang dewasa ia gagal menunjukkan kedewasaannya. Pada remaja sering terlihat adanya: Kegelisahan, pertentangan, berkeinginan besar untuk mencoba hal-hal yang belum diketahui, keinginan untuk menjelajah kealam sekitar yang lebih luas, menghayal dan berfantasi, aktivitas berkelompok.



E. Jenis-Jenis Kebutuhan dan Pemenuhannya

Kebutuhan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer merupakan kebutuhan biologis yang didorong oleh motif asli misalnya makan minum, bernafas dan kehangatan tubuh. Sedangkan kebutuhan sekunder umumnya merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif yang dipelajari, seperti mengejar pengetahuan kebutuhan mengikuti pola hidup bermasyarakat, kebutuhan akan hiburan, kebutuhan alat transportasi dan sebagainya.

Menurut teori Freut, struktur kepribadian seseorang memiliki tiga unsur yaitu id yang merupakan sumber kekuatan insting, ego yang merupakan komponen kepribadian rasional dan praktis, dan super ego yang merupakan bagian dari konsep ini (kata hati atau nurani) yang bekerja dengan sistem moral dan ideal.

1. Mengapa manusia berperilaku?

Untuk menjawab pertanyaan ini digunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan organismik (internal) dan pendekatan lingkungan (eksternal). Banyak pendekatan untuk menganalisis dan mengklasifikasikan kekuatan dari dalam yang menghasilkan gejala yang dimaksud dengan tingkah laku.

2. Kebutuhan dasar manusia

Kebutuhan pada manusia didominasi oleh kebutuhan biologis yaitu kebutuhan untuk mempertahankan diri. Yang kemudian pada kehidupan berikutnya muncul suatu kebutuhan untuk mengembangkan diri. Berkembangnya kebutuhan ini terjadi karena pengaruh faktor lingkungan dan faktor belajar, seperti kebutuhan akan cinta kasih, kebutuhan untuk memiliki, kebutuhan harga diri, kebutuhan akan kebebasan, kebutuhan untuk berhasil yang pada akhrinya akan memunculkan kebutuhan untuk bersaing dengan yang lain.

Remaja sebagai individu atau manusia pada umumnya juga mempunyai kebutuhan dasar tersebut. Secara lengkap kebutuhan dasar seorang individu dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Kebutuhan jasmaniah

2. Kebutuhan perhatian dan kasih sayang

3. Kebutuhan untuk memiliki

4. Kebutuhan aktualisasi diri

Menurut Lewis (1993) kegiatan remaja atau manusia itu didorong oleh berbagai kebutuhan yaitu:

a. Kebutuhan jasmaniah

b. Kebutuhan psikologis

c. Kebutuhan ekonomi

d. Kebutuhan social

e. Kebutuhan politik

f. Kebutuhan penghargaan

g. Kebutuhan aktualisasi diri



F. Kebutuhan Remaja, Masalah, dan Konsekuensinya

Beberapa jenis kebutuhan remaja dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kebutuhan yaitu:

a. Kebutuhan organik yaitu makanan, minuman, bernafas dan seks

b. Kebutuhan emosional yaitu kebutuhan untuk mendapatkan simpati dan pengakuan dari pihak lain

c. Kebutuhan berprestasi yaitu kebutuhan yang berkembang yang didorong untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.

d. Kebutuhan untuk mempertahankan diri.



Masalah dan konsekuensinya

Beberapa masalah yang dihadapi remaja sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Upaya untuk mengubah sifat dan perilaku kekanak-kanakan menjadi sikap lebih dewasa, tidak semua dengan mudah dapat dicapai, oleh remaja laki-laki atau perempuan. Pada masa ini remaja menghadapi tugas-tugas dalam perubahan sikap dan perilaku, sedang di pihak lain harapan ditumpukkan pada remaja muda untuk meletakkan dasar-dasar bagi pembentukan sikap pola dan perilaku. Kegagalan dalam mengatasi ketidak puasan ini dapat mengakibatkan menurunnya harga diri, menjadikan remaja bersikap keras dan agresif atau bersikap tidak percaya diri, pendiam atau kurang harga diri.

2. Seringkali para remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan-perubahan fisiknya. Hanya sedikit remaja yang merasa puas dengan tubuhnya. Hal ini disebabkan pertumbuhan tubuhnya kurang serasi. Ketidak serasian proporsi tubuh ini sering menimbulkan kejanggalan, karena ia sulit mendapatkan pakaian yang pantas, juga tampak pada gerakan atau perilaku yang kelihatan tidak pantas.

3. Perkembangan fungsi seks pada masa ini dapat menimbulkan kebingungan remaja untuk memahaminya. Sehingga sering terjadi salah tingkah dan perilaku yang menentang. Pandangannya terhadap sebaya yang berlainan jenis, dapat menimbulkan kesulitan dalam pergaulan. Apabila kematangan seksual itu tidak mendapatkan arahan atau penyaluran yang tepat dapat berakibat negatif

4. Dalam memasuki kehidupan bermasyarakat remaja mendambakan kemandirian, dalam arti menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problem kehidupan, kebanyakan akan menghadapi berbagai masalah, terutama masalah penyesuaian emosional seperti perilaku yang over acting, lancang dan semacamnya.

5. Harapan-harapan untuk dapat berdiri sendiri dan untuk hidup mandiri secara sosial ekonomi akan berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan berbagai pilihan jenis pekerjaan dan jenis pendidikan.

6. Berbagai norma dan nilai yang berlaku di dalam hidup bermasyarakat merupakan masalah tersendiri pada remaja, sedang dipihak lain remaja memiliki nilai dan norma kehidupanya yang dirasa lebih sesuai. Dalam hal ini para remaja menghadapi nilai dan norma kehidupan yang terkadang perbedaan norma yang berlaku dan norma yang dianutnya menimbulkan dirinya dikatakan nakal.







Usaha-Usaha Pemenuhan Kebutuhan Remaja dan Implikasinya dalam Penyelenggaraan Pendidikan.

Pemenuhan kebutuhan fisik merupakan tugas pokok yang harus dipenuhi karena hal ini merupakan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupanya agar tetap tegar (survival). Tidak berbeda dengan pemenuhan kebutuhan dimasa perkembangan sebelumnya, yang sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Akibat tidak terpenuhinya kebutuhan fisik ini berpengaruh terhadap permasalahan lingkungan kesehatan psikososial dan lingkungan masyarakat serta sekolah. Realisasi hal ini di sekolah adalah pendidikan kesehatan, pendidikan jasmani, dan pentingnya usaha kesehatan sekolah (UKS).

Khusus kebutuhan seksual, orang tua harus cukup tanggap dan waspada serta secara dini menjelaskan dan memberikan pengertian arti dan fungsi kehidupan seksual bagi remaja dan arti seksual dalam kehidupan secara luas. Pemenuhan kebutuhan dan dorongan seksual pada remaja, dimana pada saat itu ia telah menyadari akan adanya norma agama, sosial, dan hukum, maka banyak yang dilakukan secara diam-diam, misalnya aktivitas onani atau masturbasi. Untuk mengembangkan kemampuan hidup bermasyarakat dan mengenal berbagai norma sosial, amat penting dikembangkan kelompok-kelompok remaja untuk berbagai urusan, seperti kelompok olahraga, kelompok seni, kelompok koperasi dan semacamnya, sedangkan pada kesempatan di sekolah dapat dilibatkan dalam acara perpisahan sekolah atau panitia penerimaan sekolah baru.
Read more ...

KARAKTERISTIK DAN PERBEDAAN INDIVIDU


Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bagian ini maka diharapkan peserta didik akan mampu memahami:

1. Memahami ciri dan sifat atau karakteristik umum individu

2. Mengenal aspek- aspek pertumbuhan perkembangan individu

3. Memahami makna pertumbuhan dan perkembangan, karakterstik dan hukum- hukum pertumbuhan dan perkembangan

4. Mamahami karakteristik siswa sekolah menengah untuk mempersiapkan rencana kegiatan dalam proses belajar mengajar



A. Individu dan Karakteristiknya

Pokok isi uraian yang disajikan dalam bab ini adalah karaktaristik secara umum. Untuk memahami karakteristik tersebut terlebih dahulu perlu dipahami apa yang dimaksud dengan individu itu.

1. Pengertian Individu

“ Manusia” adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sejak ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi salah satu objek filsafat, baik objek formal yang mempersoalkan hakekat manusia atau objek materiil yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dan dengan berbagai kondisinya. Sebagaimana dikenal manusia sebagai mahluk yang berfikir atau “homosapiens”, mahluk yang berbentuk atau “ homo faber”, mahluk yang dapat di didik atau “homoeducandum”, dan seterusnya merupakan pandangan- pandangan tentang manusia yang dapat digunakan untuk menetapkan cara pendekatan yang akan dilakukan terhadap manusia tersebut.

Dalam kaitannya dengan kepentingan pendidikan, akan lebih ditekankan hakekat manusia sebagai kesatuan sifat mahluk individu dan mahluk social, sebagai kesatuan jasmani dan rohani, dan sebagai mahluk Tuhan, dengan menempatkan hidupnya di dunia sebagai persiapan di akhirat. Sifat-sifat dan ciri-ciri tersebut merupakan hal yang secara mutlak disandang oleh manusia, sehingga setiap manusia pada dasarnya sebagai pribadi atau individu yang utuh. Individu berarti: tidak dapat dibagi (undivided), tidak dapat dipisahkan; keberadaannya sebagai mahluk yang pilah, tunggal, dan khas. Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri-cirinya yang khusus itu ( Webster’s, :743). Menurut kamus Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan, oknum (Echols, 1972: 519).

Seorang anak tidak dilahirkan dengan perlengkapan sempurna. Dengan sendirinya pola-pola berjalan, berbicara, merasakan, berfikir, atau pembentukan pengalaman harus dipelajari. Barangkali tidak ada minat yang bersifat alami, tetapi dorongan potensi-potensi tertentu dapat membentuk dan menjadi dasar dari minat yang dikembangkan anak di lingkungan tempat ia tumbuh dan berkembang. Secara singkat pertumbuhan dan perkembangan dapat dibedakan, jika pertumbuhan digunakan untuk menyatakan pertumbuhan kuantitatif mengenai fisik atau biologis sedangkan istilah perkembangan digunakan untuk perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif mengenai aspek psikis atau rohani dan aspek sosial.



2. Karakteristik Individu

Setiap individu memiki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan bawaan sejak lahir baik faktor psikologis atau sosial. Segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan seseorang merupakan hasil dari perpaduan apa yang ada pada faktor-faktor biologis yang dimiliki serta pengaruh lingkungan dimana ia tinggal. Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan biologis cenderung lebih bersifat tetap, sedangkan karakteristik yang berkaitan dengan sosial psikologis lebih banyak dipengaruhi faktor lingkungan.



B. Perbedaan Individu

Perkembangan individu terdiri dari dua faktor yang menonjol, yaitu (i) semua manusia mempunyai unsur-unsur persamaan di dalam pola perkembanganya dan (ii) di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan manusia secara biologis dan sosial, tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan yang berbeda.

Individu menunjukkan kedudukan seseorang sebagai orang perseorangan orang perorangan atau perseorangan. Sifat individu adalah sifat yang berkaitan dengan orang perseorangan, berkaitan dengan perbedaan individual perseorangan. Perbedaan individu dalam perbedaan individual menurut Landgrand (1980:578) menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis.



1. Bidang-Bidang Perbedaan

Seorang anak yang memasuki sekolah dasar pada umur enam tahun dan ia diperkirakan dapat mengalami kamajuan secara teratur dalam tugas-tugas sekolahnya dilihat dalam kaitanya dengan umur. Ketidakmampuan siswa untuk menguasai bahan pelajaran umumnya dijelaskan dengan pengertian faktor-faktor seperti kemalasan atau sikap keras kepala. Penjelasan itu tidak mendasarkan kenyataan bahwa para siswa memang berbeda dalam hal kemampuan mereka untuk menguasai satu atau lebih bahan pelajaran dan mungkin berada dalam satu tingkat perkembangan.

Telah disadari bahwa perbedaan antara satu dengan lainya dan juga kesamaan diantara mereka merupakan ciri dari semua pelajaran pada satu tingkat belajar. Sebab-sebab dan pengaruh perbedaan individu ini dan sejauh mana tingkat tujuan pendidikan, isi dan teknik pendidikan yang ditetapkan, hendaknya disesuaikan dengan perbedaan-perbedaan tersebut yang harus dipahami oleh pendidik tersebut.

Umur kronologis, sebagai faktor yang mewakili tingkat kematangan siswa yang memungkinkan ia dapat di didik hendaknya dilihat sebagai komponen perbedaan. Betapa pun tingginya kemampuan mental atau fisik seorang anak usia 3 tahun, ia tidak dapat diharapkan untuk mengikuti kegiatan anak-anak usia 14 tahun karena perbedaan tingkat kematangan. Kecapakan mental adalah indeks kesiapan anak untuk belajar, sehingga perlu dipertimbangkan tentang beberapa pelajaran yang memerlukan kemampuan mental tinggi.

Kondisi fisik dari individu seperti bentuk yang khas, tingkat stabilitas emosional dan temperamennya, sikapnya terhadap pelajaran dan minat-minatnya akan mempengaruhi keberhasilan yang dicapai dalam belajar mereka. Dalam kaitanya dengan perbedaan individu hendaknya perlu diingat bahwa perbedaan dalam kualitas atau ciri-ciri adalah berjenjang. Seorang anak dapat dikategorikan intelegen atau tidak, berminat atau tidak berminat dapat mengontrol emosi secara penuh atau terganggu emosinya. Seperti halnya faktor-faktor diluar individu seperti pengaruh keluarga, kesempatan pendidikan sebelumnya, kurikulum dan teknik mengajar tidak sepenuhnya baik dan tidak sepenuhnya jelek. Aspek tingkah laku manapun dan faktor pengaruh apapun dari individu mempunyai tingkat derajat perbedaan namun bukan perbedaan secara absolut dari individu yang lain. Terlebih lagi, didalam diri individu sendiri ada perbedaaan bermacam-macam aspek dari keseluruhan kepribadiannya. Seorang anak yang telah mengetahui makna tentang “rajin” bagi dirinya dan orang lain, ia akan mempraktekkan berbuat rajin di sekolah maupun di rumah.

Perbedaan individual dikategorikan menjadi beberapa bidang menurut Garry 1963 (Oxendine, 1984: 317) adalah sebagai berikut:

1. Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran dan kemampuan bertindak.

2. Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga dan suku.

3. Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat dan sikap.

4. Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar.

5. Perbedaan kecapakan atau kepandaian di sekolah.

a. Perbedaan Kognitif

Menurut bloom, proses belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah akan menghasilkan tiga pembentukan kemampuan yang dikenal sebagai taxonomy Bloom, yaitu kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang pada dasarnya merupakan hasil belajar. Sebagaimana diketahui hasil belajar merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dan pengaruh lingkungan. Sehingga tingkat kemampuan kognitif akan tergambar pada hasil belajar yang diukur atau di tes dengan hasil belajar.

b. Perbedaan Individual dalam Kecakapan Bahasa

Guru yang berpengalaman harus menyadari adanya faktor bahwa siswa-siswa berbeda secara luas dengan kekuatan untuk menguasai dan memahami bahasa lesan ataupun tertulis, serta kemampuan mereka untuk mengekspresikan diri secara tepat. Individu yang memasukan kegiatan di sekolah formal, pada dasarnya telah membawa kebiasaan dari hasil belajarnya baik dari lingkungan pendidikan prasekolah maupun dari latar belakang kehidupan sebelumnya. Pengaruh dari lingkungan keluarga tidak hanya terbatas pada pola pikirnya secara dini dan pola mengekspresikan, tetapi juga seluruh kondisi yang ada di rumah, pengaruh tersebut secara berkelanjutan akan memperlancar atau justru menghambat kemampuan berbahasa anak. Apabila latar belakangnya kaya akan kultur maka anak akan mendapat keuntungan dalam hal perbendaharaan seni.

c. Perbedaan dalam Kecakapan Motorik

Kecapakan motorik adalah kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja saraf motorik yang dilakukan oleh saraf pusat untuk melakukan kegiatan. Alat indera menerima rangsangan, rangsangan tersebut diteruskan melaluai saraf sensoris ke saraf pusat (otak), untuk diolah, dan hasilnya dibawa oleh saraf motorik untuk memberikan reaksi dalam bentuk gerakan-gerakan atau kegiatan. Sehingga kesesuaian antara rangsangan dengan respon akan terjadi bilamana jaringan kerja saraf bekerja dengan tepat, sehingga ini dapat disebut sebagai kecakapan motorik. Dari kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa semakin bertambahnya umur seseorang, berarti ia semakin matang dan akan mampu menunjukkan tingkat kecapakan motorik yang semakin tinggi yang sangat dipengaruhi oleh kematangan pertumbuhan fisik dan kemampuan tingkat berfikir.

d. Perbedaan dalam Latar Belakang

Perbedaan latar belakang dan pengalaman suatu kelompok siswa dapat memperlancar maupun menghambat prestasinya, terlepas dari potensi individu untuk menguasai bahan pelajaran. Pengalaman belajar yang dimiliki anak di rumah. Memiliki kemauan anak untuk berprestasi dalam situasi belajar yang disajikan. Minat dan sikap individu terhadap sekolah dan mata pelajaran tertentu, kebiasaan-kebiasaan kerjasama, kemauan konsentrasi pada bahan pelajaran, dan kebiasaan belajar semuanya merupakan faktor perbedaan diantara para siswa.

e. Perbedaan dalam Bakat

Bakat adalah kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara tepat. Pemenuhan tentang ajaran umum bagi seorang anak yang memiliki kecakapan khusus atau bakat belum terlalu menonjol di tahun permulaan sekolahnya, pada tingkat sekolah menengah dan perguruan tinggi program pendidikanya harus memperhatikan dan mengupayakan proses yang mampu merangsang dan memupuk kecapakan atau bakat tersebut.

f. Perbedaan dalam Kesiapan Belajar

Anak umur 6 tahun yang memasuki sekolah dasar (kelas 1), yang mungkin berbeda satu koma dua atau bahkan tiga tahun dalam tingkat kesiapan untuk mengambil manfaat dari pendidikan formal, sehingga kemampuan belajar anak antara usia 6 sampai 8 tahun masih relatif sama, namun faktor keluarga dan lingkungan menjadi sangat menentukan tingkat kecakapan dalam belajarnya.



C. Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Individu

Setiap individu pada hakekatnya akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan non fisik yang meliputi aspek-aspek intelek, emosi, sosial, bahasa, bakat khusus, nilai dan moral, serta sikap. Berikut ini diuraikan pokok-pokok pertumbuhan dan perkembangan dari aspek-aspek tersebut.

1. Pertumbuhan fisik

Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih panjang, dan prosesnya terjadi sejak anak sejak lahir hingga dia dewasa.

a. Pertumbuhan sebelum lahir

Pertumbuhan manusia dimulai dari proses pembuahan yang disebut embrio manusia pada umur satu bulan berukuran sekitar setengah centimeter. Pada umur dua bulan ukuran embrio membesar setengah centimeter dan disebut janin atau “fetus”. Baru setelah satu bulan kemudian ( kandungan usia tiga bulan) janin tersebut telah berbentuk menyerupai bayi dalam ukuran kecil. Kelahiran pada dasarnya merupakan pertanda kematangan biologis dan jaringan saraf masing-masing komponen biologis telah mampu berfungsi secara mandiri.

b. Pertumbuhan setelah lahir

Selama tahun pertama dalam pertumbuhannya, ukuran panjang badannya akan bertambah sekitar sepertiga dari panjang badan semula dan berat badannya akan bertambah menjadi tiga kalinya. Sejak lahir sampai umur dua puluh lima tahun, perbandingan ukuran badan individu, dari pertumbuhan yang kurang proporsional pada awal terbentuknya manusia (kehidupan sebelum lahir atau prenatal) sampai dengan proporsi yang ideal dimasa dewasa.

Pada masa awal setelah bayi dilahirkan, respon terhadap segala rangsangan dari luar dilakukan secara refleks dan belum terkoordinasikan. Respon yang bersifat refleks ini akan berakhir pada saat bayi berumur empat sampai lima bulan. Bayi yang baru lahir memiliki pendengaran yang amat baik, ia mampu membedakan suara lembut dan kasar, dan lebih senang dengan suara lembut. Namun penglihatannya masih sangat lemah, jaraknya tidak lebih dari 1,25 meter.

Perkembangan fungsi saraf sensoris semakin sempurna dan semakin lengkap hingga anak mampu menginterpretasikan apa yang ia lihat, dengan menyentuh dan merasakan. Semua ini merupakan potensi yang berfungsi bagi terbentuknya pengetahuan seseorang. Setelah bayi berumur satu bulan ia mulai mampu menggulingkan badanya kemudian di usia dua bulan mulai telungkup, merangkak pada umur tiga bulan, duduk dengan sedikit bantuan, duduk sendiri tanpa bantuan, berdiri, dan melangkah satu atau dua langkah, kemudian mampu berjalan sendiri setelah anak itu berumur lima belas bulan.

Pertumbuhan fisik anak dapat dibagi menjadi empat periode utama. Selama periode pralahir dan enam bulan setelah lahir, pertumbuhan tubuhnya sangat cepat. Kemudian pada akhir tahun pertama pada kehidupan pasca lahir, pertumbuhan bayi relatif lambat. Dan kemudian menjadi stabil sampai anak memasuki masa remaja, atau tahap kematangan kehidupan seksualnya. Hal ini dapat dimulai ketika anak berusia 8 - 12 tahun. Mulai saat itu sampai ia berumur 15 - 16 tahun pertumbuhan fisiknya akan cepat kembali yang biasanya disebut sebagai ledakan pertumbuhan puberitas. Periode ini kemudian akan disusul dengan periode tenang kembali sampai ia memasuki tahap dewasa (Hurlock, 1991:114).

2. Intelek

Intelek atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf otak karena pikiran pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, sehingga kemampuan intelektual dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan fungsi secara baik. Perkembangan tingkat berfikir atau perkembangan intelek akan diawali dengan kemampuan mengenal yaitu untuk mengetahui dunia luar.

Perkembangan lebih lanjut tentang perkembangan intelek ini ditunjukkan pada perilakunya yaitu tindakan menolak atau memilih sesuatu. Sehingga keputusan yang ia ambil telah melalui proses pertimbangan yang dikenal dengan analisis, evaluasi, sampai dengan kemampuan menarik kesimpulan dan keputusan yang lazim disebut dengan perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif seseorang menurut Piaget( Sarlito,1991:81) mengikuti tahap-tahap sebagai berikut.

1. Tahap pertama: massa sensori motoris (0,0 - 2,5 tahun) dimana bayi akan mempergunakan sistem penginderaan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Rangsangan- rangsangan yang ia terima direspon dalam bentuk reflek misalnya ketika ia lapar maka bayi akan menangis.

2. Masa praoperasional (2,0 – 7 tahun) ciri khas pada masa ini adalah kemampuan anak menggunakan symbol yang mewakili suatu konsep yang memungkinkannya melakukan tindakan- tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang telah lewat atau pernah dilihatnya misalnya bermain dokter-dokteran

3. Masa konkreto masa konkreto prerasional (7 - 11 tahun) pada tahap ini anak sudah bisa melakukan berbagai macam tugas yang kongkrit. Yang ditandai dengan tiga macam operasi berpikir yaitu:

a. Identifikasi: mengenal sesuatu

b. Negasi: mengingkari sesuatu

c. Reproaksi: mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal

4. Masa operasional (11-dewasa) dalam usia remaja dan seterusnya seseorang sudah mampu untuk berpikir abstrak dan hipotesis. Sehingga dapat memperkirakan apa yang mungkin terjadi. Ia juga dapat mengambil kesimpulan melalui perbandingan dari berbagai kenyataan.

3. Emosi

Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh manusia. Perasaan itu ditandai dengan beberapa perilaku seperti kecewa, senang, atau puas yang merupakan gejala dari adanya rasa.

Emosi merupakan gejala perasaan yang disertai dengan perubahan perilaku fisik. Seperti marah yang ditunjukkan dengan suara teriakan, suara keras, atau tingkah laku yang lain. Begitu pula sebaliknya jika seseorang merasa gembira dalam hatinya maka ia akan melonjak-lonjak dan tersenyum lebar.

4. Sosial

Bayi yang lahir tidak akan mampu hidup tanpa bantuan orang lain terutama ibunya, yang akan terus membantu dan merawat, sehingga bayi tersebut dapat hidup dan berkembang. Dengan kata lain dalam proses pertumbuhan seseorang tidak dapat berdiri sendiri, dimana manusia akan mulai mengenal kehidupan bersama, kemudian bermasyarakat atau berkehidupan social, yang pada akhirnya setiap orang akan menyadari bahwa manusia itu saling membantu dan dibantu, memberi dan diberi.

5. Bahasa

Bahasa adalah alat komunikasi, setiap orang pasti memerlukan komunikasi dengan sekitarnya. Pengertian bahasa sebagai alat komunikasi dapat diartikan sebagai sarana untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Sehingga akan ada pihak-pihak yang akan berganti fungsi antara penerima dan penyampai isi pikiran.

6. Bakat Khusus

Bakat merupakan kemampuan tertentu yang dimiliki oleh seorang individu yang hanya dengan sedikit latihan kemampuan itu dapat berkembang dengan baik. Di dalam definisi bakat yang dikemukakan oleh Guildford (Sumardi, 1984) bakat mencakup tiga dimensi yaitu :

(i)Dimensi perceptual (ii) Dimensi psikomotor (iii) Dimensi intelektual. Sehingga bakat mencakup kemampuan dalam penginderaan, ketepatan dan kecepatan menangkap makna, kecepatan dan ketepatan bertindak, serta kemampuan berfikir inteligen

7. Sikap Nilai dan Moral

Menurut Piaget, pada awal pengenalan nilai perilaku serta tindakan itu bersifat paksaan, dan anak belum mengetahui maknanya. Akan tetapi sejalan dengan perkembangan intelektualnya secara berangsur-angsur anak mulai mengikuti berbagai ketentuan yang berlaku dalam keluarga, semakin lama semakin luas sampai pada ketentuan yang berlaku dalam masyarakat dan Negara.
Read more ...

The Power Of Numbers


A popular Numerologist and Master Trainer of “Power Of Numbers”, Dr Oliver Tan has spent around seven years to study Numerology, Dr Oliver Tan presents his new discovery of Numbers in his new book “Power Of Numbers”. Dr Oliver Tan discovery is totally different; Dr Olivet Tan has unlock and decoded the principles of Numbers to a very great extent. By simply taking the Date of Birth (Birthday Numerology)of an individual and charting Date Of Birth into an inverted triangle using the Pythagorean method of calculation, a person’s “Destiny and Fate” is revealed in the Numbers.
The Pythagorean Triangle methodology of calculation is known as the “Holy Tetraktys”, the numbers in the Pythagorean Triangle illustrate a series of “patterns”, from this pattern, a person’s life is revealed, we able to understand his/her characters and destiny

Meaning Of Numbers as per “Power Of Numbers”

One ( 1 ) is independent, leadership, self, alone but attracts backstabbers.
Two ( 2 ) is commucation, talkative, indecisive but soft hearted.
Three ( 3 ) is action, fast, aggressive, hot temper, impatient but spiritual.
Four ( 4 )  is planner, intelligence and posses wisdom.
Five ( 5) is direction, principle, stubborn, destruction, busy obstacles and emotional.
Six ( 6) is wisdom, wealth and family oriented.
Seven ( 7 ) is lucky and attracts supporters.
Eight ( 8 ) is responsible, busy,  stressful and hot temper.
Night ( 9 ) is success, business minded but greedy.

Meaning Of Numbers (Numerology) and Personality
Numbers
Positive Traits
1
Leadership skill, independent, goal-getter, righteous.
2
Good communication skills, calm and collected, friendly.
3
Doer, proactive, clarity in thoughts, creative.
4
Good in strategizing, intelligent, knowledge-seeker, extrovert, puncture.
5
Good sense of direction, curious, good reflexes, loves freedom.
6
Wise, artistic, imaginative, strong family values.
7
Good interpersonal skill, good analytical skills, strong religious faith, lucky
8
Responsible, trustworthy
9
Optimistic, liberal, business minded, loves to dream

Number
Negative Traits
1
Stubborn, self-centred, lonely.
2
Indecisive, timid, not assertive, soft hearted.
3
Impulsive, bad-tempered, flippant, mischievous.
4
Insecure, impatient, overly direct, slow.
5
Stubborn, destructive, short-tempered, impatient for improvement.
6
Materialistic, egoistic, proud.
7
Procrastinate, careless, indecisive.
8
Vain, easily worried, oppressed, lack of order when working
9
Emotional, unrealistic, greedy, not meticulous, loner.
Formula of Pythagorean Triangle in “Power Of Numbers”



O
This is the most important number, call as Root Number.
I, J, K, L, M, N, O
The Numbers in the Pythagorean Triangle tell us about the person – his character and behaviour.
S,T,U,V,W,X,P,Q,R
The numbers outside the  Pythagorean Triangle is about the interaction of the person with Society
I,J
Father’s Sector.
K,L
Mother’s Sector.
I,J,K,L
I,J,K,L is during the younger  days of the person. Age 1 to 20.
M,N
Mid age, Age 21-40.
All Numbers
After 40 years of age every numbers if the entire diagram (inside and outside) will influence us.


Read more ...
Designed By