Breaking News

Laman

Minggu, 25 November 2012

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA



Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bagian ini maka diharapkan peserta didik akan mampu memahami:

1. Makna pertumbuhan dan perkembangan

2. Hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan

3. Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan

4. Jenis-jenis kebutuhan dan pemenuhannya



A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini tidak bisa terpisahkan atau tergantung satu sama lain. Akan tetapi bisa diperjelas dan dibedakan terkait penggunaanya.

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan structural dan biologis atau proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal dalam perjalanan waktu tertentu. Hasil pertumbuhan antara lain berwujud pada bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak, seperti panjang, berat, dan kekuatanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada organisme ada beberapa macam yaitu:

1. Faktor yang terjadi sebelum lahir misalnya peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, janin terkena virus, terkena infeksi dan lain-lain.

2. Faktor ketika lahir atau saat kelahiran misalnya pendarahan pada bagian kepala bayi yang disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim sewaktu ia dilahirkan yang akan berdampak pada susunan saraf pusat

3. Faktor yang dialami bayi sesudah lahir antara lain oleh pengalaman traumatik pada kepala, kepala bagian dalam terluka, atau mengalami serangan sinar matahari. Infeksi pada otak atau selaput otak, misalnya penyakit gabag, malaria tropika dybteria, dan lain-lain yang menyebabkan pertumbuhannya terganggu.

4. Faktor psikologis misalnya karena bayi ditinggalkan oleh ibu dan ayahnya, atau sering dititipkan kepada lembaga, rumah sakit, rumah yatim piatu atau yayasan perawatan bayi, sehingga bayi kurang mendapatkan perawatan jasmaniyah dan cinta kasih dari orang tua. Pertumbuhan fisik memang mempengaruhi perkembangan psikologis , dan begitu juga sebaliknya. Faktor psikologis juga dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik.

Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Wearner (1997) sebagai berikut: ” Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis bahwa perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan dimana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi,

Menurut Schneirla (1957), perkembangan adalah perubahan secara progresif, terus-menerus dalam organisasi organisme sebagai suatu sistem fungsional dan adaptif sepanjang hidup yang terdiri dari dua faktor yaitu kematangan dan pengalaman. Kematangan dalam pandangan Hurlock adalah sebagai potensi yang dibawa sejak lahir atau bisa dikatakan sebagai bakat, sedangkan kematangan adalah proses yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dalam lingkungan individu seperti keluarga, dan masyarakat.

Speaker (1966) mengemukakan dua macam pengertian yang berkaitan dengan perkembangan yaitu:

1. Ortogenetik: perkembangan yang berhubungan dengan terben-tuknya individu baru dan seterusnya sampai ia dewasa, ortoge-netik mengarah ke satu tujuan khusus yang sejalan dengan per-kembangan evolusi dan mengarah pada kesempurnaan manusia.

2. Filogenetik: perkembangan dari asal usul manusia sampai sekarang ini yang menyebabkan perubahan tingkah laku dan perubahan ini juga terjadi sejak adanya permulaan manusia.

Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan tersebut dibagi menjadi empat kategori utama yaitu: perubahan dalam ukuran ( berat badan dan tinggi), perubahan dalam perbandingan (perubahan pergaulan dan lingkungan), perubahan untuk mengganti hal-hal yang lama (perubahan perilaku dan emosi), dan perubahan untuk memperoleh hal-hal yang baru (pertumbuhan gigi dan pertumbuhan bulu).



B. Tugas-Tugas Perkembangan

Tugas-tugas perkembangan menurut Havighurst dikaitkan dengan fungsi belajar, karena pada hakekatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya mempelajari norma kehidupan dan budaya masyarakat, agar individu dapat mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan nyata.

Jenis tugas perkembangan remaja pada dasarnya mencakup segala persiapan diri untuk memasuki jenjang dewasa, yang intinya bertolak dari tugas perkembangan fisik dan tugas perkembangan social psikologis. Havighurst (Garrison, 1956:14-15) mengemukan sepuluh jenis tugas perkembangan remaja yaitu:

1. Mencapai hubungan dengan lawan jenisnya dengan memuaskan dan matang

2. Mencapai perasaan sex dewasa yang diterima secara social.

3. Menerima keadaan badannya dan menggunakanya secara efektif

4. Mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa.

5. Mencapai kebebasan ekonomi

6. Memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan

7. Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga

8. Mengembangkan keterampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga Negara yang kompeten.

9. Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara social

10.Menggapai suatu perangkat nilai yang digunakan sebagai pedo-

man hidup.



C. Hukum – Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan

Berdasarkan persamaan dan perbedaan diperoleh kecenderungan umum dalam pertumbuhan dan perkembangan, yang dapat disebut dengan hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan diantaranya sebagai berikut:

1. Hukum Chephallocoudal

Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dari kepala sampai ke arah kaki. Bagian-bagian pada kepala tumbuh lebih dahulu dari pada bagian- bagian lain yang dapat dilihat pada pertumbuhan prenatal.



2. Hukum Proximodistyle

Hukum ini adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik, yang berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi alat-alat tubuh yang ada dipusat, seperti jantung, hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi dari pada anggota tubuh yang ada di tepi. Hal ini tentu saja karena alat-alat tubuh yang terdapat pada daerah pusat itu lebih vital dari pada anggota gerak seperti tangan dan kaki. Anak masih bisa melangsungkan kehidupannya bila terjadi kelainan pada anggota gerak, akan tetapi bila terjadi kelainan sedikit saja pada jantung atau ginjal bisa berakibat fatal.

3. Perkembangan Terjadi dari Umum ke Khusus

Pada setiap aspek terjadi proses perkembangan yang dimulai dari hal-hal umum, kemudian sedikit demi sedikit meningkat ke hal-hal yang khusus. Anak lebih dahulu menggerakkan lengan ke atas baru kemudian ke bawah, tepuk tangan terlebih dahulu dari pada menggerakkan jari-jarinya, atau menggerakkan kakinya dulu sebelum berjalan.

4. Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-Tahapan Perkembangan

Perkembangan terjadi secara bertahap. Pada masa setiap perkembangan terdapat ciri-ciri antara satu dengan yang lainya. Penahapan pada perkembangan manusia misalnya: masa pralahir, masa cabang bayi (0-2 minggu), masa bayi (2 minggu- 1 tahun), masa anak prasekolah (1 – 5 tahun), masa sekolah (6-12 tahun), masa remaja (13-21 tahun), masa dewasa (21- 65), masa tua (65 keatas.

Ada aspek-aspek tertentu yang tidak berkembang dan tidak meningkat lagi, hal ini disebut fiksasi. Aspek intelek pada aspek tertentu secara konstitusional terbatas dan pada suatu saat akan relatif berhenti, tidak bisa atau sulit berkembang.

5. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan

Tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus- menerus dan dalam tempo perkembangan yang relatif tetap serta bisa berlaku umum. Ritme atau irama perkembangan akan semakin jelas tampak pada saat kematangan fungsi-fungsi. Pada saat itu terlihat adanya selingan diantara cepat dan lambatnya, yang kurang lebih tetap atau konstan sifatnya.



D. Remaja: Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangannya

Mengingat pada saat memulainya masa remaja yang dipengaruhi oleh perbedaan, maka penentuan umur saja belum cukup untuk mengetahui apakah suatu tahap perkembangan baru telah atau belum mulai. Penggolongan remaja yang semata-mata berdasarkan usia saja, tidak membedakan remaja yang keadaan social psikologisnya berlain-lainan

Seorang remaja berada pada batas peralihan kehidupan anak dan dewasa. Tubuhnya kelihatan sudah dewasa, akan tetapi bila diberlakulan seperti orang dewasa ia gagal menunjukkan kedewasaannya. Pada remaja sering terlihat adanya: Kegelisahan, pertentangan, berkeinginan besar untuk mencoba hal-hal yang belum diketahui, keinginan untuk menjelajah kealam sekitar yang lebih luas, menghayal dan berfantasi, aktivitas berkelompok.



E. Jenis-Jenis Kebutuhan dan Pemenuhannya

Kebutuhan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer merupakan kebutuhan biologis yang didorong oleh motif asli misalnya makan minum, bernafas dan kehangatan tubuh. Sedangkan kebutuhan sekunder umumnya merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif yang dipelajari, seperti mengejar pengetahuan kebutuhan mengikuti pola hidup bermasyarakat, kebutuhan akan hiburan, kebutuhan alat transportasi dan sebagainya.

Menurut teori Freut, struktur kepribadian seseorang memiliki tiga unsur yaitu id yang merupakan sumber kekuatan insting, ego yang merupakan komponen kepribadian rasional dan praktis, dan super ego yang merupakan bagian dari konsep ini (kata hati atau nurani) yang bekerja dengan sistem moral dan ideal.

1. Mengapa manusia berperilaku?

Untuk menjawab pertanyaan ini digunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan organismik (internal) dan pendekatan lingkungan (eksternal). Banyak pendekatan untuk menganalisis dan mengklasifikasikan kekuatan dari dalam yang menghasilkan gejala yang dimaksud dengan tingkah laku.

2. Kebutuhan dasar manusia

Kebutuhan pada manusia didominasi oleh kebutuhan biologis yaitu kebutuhan untuk mempertahankan diri. Yang kemudian pada kehidupan berikutnya muncul suatu kebutuhan untuk mengembangkan diri. Berkembangnya kebutuhan ini terjadi karena pengaruh faktor lingkungan dan faktor belajar, seperti kebutuhan akan cinta kasih, kebutuhan untuk memiliki, kebutuhan harga diri, kebutuhan akan kebebasan, kebutuhan untuk berhasil yang pada akhrinya akan memunculkan kebutuhan untuk bersaing dengan yang lain.

Remaja sebagai individu atau manusia pada umumnya juga mempunyai kebutuhan dasar tersebut. Secara lengkap kebutuhan dasar seorang individu dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Kebutuhan jasmaniah

2. Kebutuhan perhatian dan kasih sayang

3. Kebutuhan untuk memiliki

4. Kebutuhan aktualisasi diri

Menurut Lewis (1993) kegiatan remaja atau manusia itu didorong oleh berbagai kebutuhan yaitu:

a. Kebutuhan jasmaniah

b. Kebutuhan psikologis

c. Kebutuhan ekonomi

d. Kebutuhan social

e. Kebutuhan politik

f. Kebutuhan penghargaan

g. Kebutuhan aktualisasi diri



F. Kebutuhan Remaja, Masalah, dan Konsekuensinya

Beberapa jenis kebutuhan remaja dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kebutuhan yaitu:

a. Kebutuhan organik yaitu makanan, minuman, bernafas dan seks

b. Kebutuhan emosional yaitu kebutuhan untuk mendapatkan simpati dan pengakuan dari pihak lain

c. Kebutuhan berprestasi yaitu kebutuhan yang berkembang yang didorong untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.

d. Kebutuhan untuk mempertahankan diri.



Masalah dan konsekuensinya

Beberapa masalah yang dihadapi remaja sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Upaya untuk mengubah sifat dan perilaku kekanak-kanakan menjadi sikap lebih dewasa, tidak semua dengan mudah dapat dicapai, oleh remaja laki-laki atau perempuan. Pada masa ini remaja menghadapi tugas-tugas dalam perubahan sikap dan perilaku, sedang di pihak lain harapan ditumpukkan pada remaja muda untuk meletakkan dasar-dasar bagi pembentukan sikap pola dan perilaku. Kegagalan dalam mengatasi ketidak puasan ini dapat mengakibatkan menurunnya harga diri, menjadikan remaja bersikap keras dan agresif atau bersikap tidak percaya diri, pendiam atau kurang harga diri.

2. Seringkali para remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan-perubahan fisiknya. Hanya sedikit remaja yang merasa puas dengan tubuhnya. Hal ini disebabkan pertumbuhan tubuhnya kurang serasi. Ketidak serasian proporsi tubuh ini sering menimbulkan kejanggalan, karena ia sulit mendapatkan pakaian yang pantas, juga tampak pada gerakan atau perilaku yang kelihatan tidak pantas.

3. Perkembangan fungsi seks pada masa ini dapat menimbulkan kebingungan remaja untuk memahaminya. Sehingga sering terjadi salah tingkah dan perilaku yang menentang. Pandangannya terhadap sebaya yang berlainan jenis, dapat menimbulkan kesulitan dalam pergaulan. Apabila kematangan seksual itu tidak mendapatkan arahan atau penyaluran yang tepat dapat berakibat negatif

4. Dalam memasuki kehidupan bermasyarakat remaja mendambakan kemandirian, dalam arti menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problem kehidupan, kebanyakan akan menghadapi berbagai masalah, terutama masalah penyesuaian emosional seperti perilaku yang over acting, lancang dan semacamnya.

5. Harapan-harapan untuk dapat berdiri sendiri dan untuk hidup mandiri secara sosial ekonomi akan berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan berbagai pilihan jenis pekerjaan dan jenis pendidikan.

6. Berbagai norma dan nilai yang berlaku di dalam hidup bermasyarakat merupakan masalah tersendiri pada remaja, sedang dipihak lain remaja memiliki nilai dan norma kehidupanya yang dirasa lebih sesuai. Dalam hal ini para remaja menghadapi nilai dan norma kehidupan yang terkadang perbedaan norma yang berlaku dan norma yang dianutnya menimbulkan dirinya dikatakan nakal.







Usaha-Usaha Pemenuhan Kebutuhan Remaja dan Implikasinya dalam Penyelenggaraan Pendidikan.

Pemenuhan kebutuhan fisik merupakan tugas pokok yang harus dipenuhi karena hal ini merupakan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupanya agar tetap tegar (survival). Tidak berbeda dengan pemenuhan kebutuhan dimasa perkembangan sebelumnya, yang sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Akibat tidak terpenuhinya kebutuhan fisik ini berpengaruh terhadap permasalahan lingkungan kesehatan psikososial dan lingkungan masyarakat serta sekolah. Realisasi hal ini di sekolah adalah pendidikan kesehatan, pendidikan jasmani, dan pentingnya usaha kesehatan sekolah (UKS).

Khusus kebutuhan seksual, orang tua harus cukup tanggap dan waspada serta secara dini menjelaskan dan memberikan pengertian arti dan fungsi kehidupan seksual bagi remaja dan arti seksual dalam kehidupan secara luas. Pemenuhan kebutuhan dan dorongan seksual pada remaja, dimana pada saat itu ia telah menyadari akan adanya norma agama, sosial, dan hukum, maka banyak yang dilakukan secara diam-diam, misalnya aktivitas onani atau masturbasi. Untuk mengembangkan kemampuan hidup bermasyarakat dan mengenal berbagai norma sosial, amat penting dikembangkan kelompok-kelompok remaja untuk berbagai urusan, seperti kelompok olahraga, kelompok seni, kelompok koperasi dan semacamnya, sedangkan pada kesempatan di sekolah dapat dilibatkan dalam acara perpisahan sekolah atau panitia penerimaan sekolah baru.

Tidak ada komentar:

Designed By